"Sebagai wahana untuk menyiapkan generasi muda yang akan masuk ke dunia kerja, perguruan tinggi harus dapat mencetak sumber daya manusia berkarakter, inovatif dan profesional," ujar Hanif dalam keterangan tertulis, Senin (3/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akses pelatihan sama pentingnya dengan akses pendidikan. Selain memperkuat program Balai Latihan Kerja, pemerintah juga berencana membangun 1.000 Balai Latihan Kerja komunitas tahun depan," lanjut Hanif.
Ia pun mengingatkan sekitar 65 persen pekerjaan di masa yang akan datang merupakan pekerjaan yang belum diketahui saat ini. Berbagai pekerjaan baru pun akan muncul menggantikan pekerjaan lama.
"Kita harus memantaskan diri dengan bekerja keras dan tanggap terhadap perubahan. Keterampilan adalah salah satu kunci untuk melindungi diri dari perubahan yang terjadi," jelasnya.
Selain itu, tutur Hanif, mahasiswa juga dituntut untuk mulai membangun karakter yang baik sejak dini dengan menunjukkan kemampuan di atas standar. "Tidak hanya itu, kalian juga harus tampil di atas rata-rata," ujarnya.
Oleh karenanya, menurut Hanif, untuk menciptakan generasi yang tampil di atas standar, perguruan tinggi harus mendidik mahasiswanya supaya mampu tampil kreatif dan inovatif.
"Perguruan tinggi memiliki jasa sangat besar, memiliki peran penting membantu pemerintah melakukan investasi SDM. Tapi perguruan tinggi juga harus mengevaluasi dan melihat perkembangan di luar agar relevan. Jadi, kalau Anda tidak siap bersaing, lupakan. Kalau Anda tidak siap bersaing, Anda akan ketinggalan," tegasnya.
Senada dengan Hanif, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Prof.Ir. Achmad Jazidie, M.Eng mengungkapkan bahwa mahasiswa harus siap berubah dalam pola hidup, pola pikir, pola belajar, dan pola bekerja.
"Harus mengembangkan diri, mengembangkan kepribadian yang baik dan beradaptasi dengan perubahan teknologi. Keberhasilan hidup perlu diperjuangkan, tidak cukup hanya dalam impian," pungkasnya. (mul/mpr)