Meski namanya asing terdengar, namun bisa dipastikan sebagian besar dari Anda sudah pernah mendengar waralaba ini atau bahkan mencicipi sajian produknya.
Dia adalah suksesor McDonald atau McD yang gerainya sudah menjamur di seantero dunia termasuk di berbagai wilayah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghabiskan waktu sampai belasan tahun mengabdi sebagai salesman, akhirnya Kroc bertemu dengan mitranya yang menjual sebuah mixer (mesin pengaduk) produk dari quixotic.
Saat mulai menjual mixer, Kroc menyadari bahwa penjualan mesin pengaduk itu laku di suatu restoran yang berlokasi di California, Amerika. Restoran tersebut dimiliki oleh Dic dan Mac bersaudara yang kita kenal dengan nama McDonald.
Selama belajar, Kroc menemukan poin penting yakni Dic dan Mac bersaudara tidak ingin mengembangkan usahanya. Dan dirinya terketuk untuk membeli restoran cepat saji tersebut dan akhirnya menjalankan perusahaan.
Ray menawarkan Dic dan Mac membuat McDonald lebih besar lagi lewat konsep franchise. Meski sempat tak setuju dengan konsep tersebut, karena tidak ada jaminan bahwa standar (quality control) McDonald akan tetap terjaga, namun cara ini akhirnya dipakai hingga akhirnya McD bisa membuka gerainya di mana-mana.
Hingga tahun 1950 McDonald berhasil membuka 9 cabang barunya di berbagai kota di Amerika. Berkat Ray, McDonald berhasil berekspansi.
Setelah berhasil membeli, Kroc mengembangkan waralaba tersebut bukan hanya sekedar bisnis atau merek, melainkan McD menjadi ikon dari Amerika Serikat dan dicintai di seluruh dunia.
Bahkan ada kesan tersendiri, saat Kroc berhasil membuka gerai McD di Moskow, Rusia. Bukan karena warga Soviet bisa merasakan hamburger, tetapi karena mereka bisa merasakan seperti berada di negeri Paman Sam.
Namun, banyak orang mengira bahwa Ray Kroc dengan McDonald's-nya mengambil keuntungan dari bisnis hamburger. Padahal dugaan tersebut salah, karena Ray Kroc sendiri mengambil keuntungan jauh lebih besar dari bisnis properti yang ada di dalamnya, bukan dari bisnis waralabanya.
Ternyata Ray Kroc dengan McDonald's-nya punya bisnis properti yang sangat dahsyat. Ia punya sistem yang kemudian menjadi taktiknya, yang ada dalam grand strategy-nya, yaitu bisnis hamburger.
Cara yang ditempuhnya sangat sederhana. Orang yang mau bekerja sama dengannya (yang membeli franchise-nya) diminta untuk membayar royalty-nya dan harus punya tempat yang strategis.
Biasanya Ray Kroc memilih tempat pojok yang paling strategis di suatu kawasan/kota tertentu. Jika calon franchisee tidak bisa menyediakan tempat yang strategis, pihak McDonald's akan membeli propertinya.
Lalu, mereka diminta untuk membayar sewanya kepada pihak McDonald's. Dengan berbagai penelitian yang lengkap dan keyakinan yang kuat bahwa bisnis hamburgernya akan sangat laku. Akhirnya McDonald's memakai uang mukanya untuk membeli berbagai properti strategis tersebut dan sisanya dicicil.
Ternyata tokonya bisa mencicil sendiri, yang diperoleh dari hasil keuntungan yang ada hingga pada gilirannya setelah sekian tahun lamanya, tanah di lokasi-lokasi strategis tersebut menjadi miliknya.
Dengan sistem tersebut, Ray Kroc menjadi salah satu pengusaha properti yang paling besar di dunia. Sehingga banyak orang yang mengira bahwa Ray Kroc adalah pengusaha hamburger, padahal dia adalah pengusaha properti.
Ray yang tidak pernah ragu dan selalu persisten pun justru jauh lebih sukses dari Dic dan Mac yang merupakan pendiri McDonalds itu sendiri.
Intinya adalah, cara mencapai kesuksesan dari Ray Kroc adalah hasil kerja keras dan memanfaatkan peluang. Ray Kroc juga dikenal melalui kutipannya, yaitu "Keberuntungan adalah dividen dari keringat. Semakin banyak Anda berkeringat, semakin beruntung Anda."
(eds/ang)