Darmin mengatakan langkah BPS melakukan survei harga beras masih kurang dalam. Padahal jenis dan merek beras yang ada di Indonesia terbilang banyak.
"BPS mengumpulkan data harga beras di 80 kota, cuma sampelnya berdasarkan merek karung berasnya. Padahal perdagangan beras di Indonesia mulai belakangan diatur, merek Maknyus misalnya, berasnya medium atau premium. Nggak tahu kita," ujar Darmin dalam Seminar Hari Statistik Nasional 2018 di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini agak aneh memang. Intinya adalah harga beras itu karena sangat ditentukan mereknya," kata Darmin.
Baca juga: Buwas Sebut Data Beras Tak Ada yang Valid |
Darmin menambahkan, merek beras juga tidak mencerminkan kualitas beras yang ada. Persentase pecahnya beras juga beragam.
"Berasnya tidak terlalu bagus, tingkat pecahnya 20%, di atas standar itu. Lebih jelek dari standar. Tapi mereka bilang premium, harganya premium," jelasnya.
Darmin juga meminta BPS fokus mendata harga beras sesuai dengan kualitas.
"Merek beras dua ciri satu kualitas medium atau premium. Kedua tingkat pecahnya berapa persen 15-20%," kata Darmin.