"Kalau kita bangunkan lahan tidur ini, kita bisa produksi Rp 100 miliar. Kalau ini kita kembangkan ke 500 kabupaten dan kota di Indonesia bisa menghasilkan Rp 50 triliun," ujar Amran saat memberikan sambutan di Indonesian Agriculture Festival and Camp, Kabupaten Garut, Rabu (26/9/2018).
Ia juga menyebut lahan tidur yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air dapat dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman hortikultura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran pun menyebut salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam memaksimalkan potensi lahan tidur adalah melalui kontribusi para pemuda tani.
Salah satunya melalui program Indonesian Agriculture Festival and Camp yang melibatkan ratusan pemuda-pemudi dari 5 organisasi Islam di Kabupaten Garut. Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Himpunan Mahasiswa Persis dan Persatuan Pelajar Islam.
Dalam program ini, para peserta akan berkemah dan menanam jagung di lahan seluas 4.275 hektare selama 4 bulan hingga musim panen.
"Kalau tanam 4.000 hektare itu berarti bisa menghasilkan kurang lebih Rp 80 miliar sampai Rp 100 miliar dan Insya Allah kami minta Pak Dirjen kawal pembeliannya dibeli oleh Bulog," tegas Amran.
Penanaman jagung ini juga merupakan bukti bahwa Indonesia sudah tidak perlu lagi mengimpor, tapi justru bisa mengekspornya ke negara-negara lain.
"Dulu kita impor jagung 3,6 juta ton, itu setara dengan Rp 10 triliun. Hari ini kita sudah menunjukan pada dunia bahwa kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan mengekspor ke enam negara," lanjutnya.
Ia pun menyebut ekspor di pemerintahan Jokowi-JK telah berhasil mencatatkan angka tertinggi dalam sejarah.
"Di pemerintahan Jokowi-JK ekspor tertinggi yaitu naik 24% dan itu sejarah baru di pertanian. Alat mesin pertanian ini naik 2.000% dan pertama dalam sejarah," jelas Amran. (mul/ega)