Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan pada dasarnya reaktivasi tersebut merupakan program nasional pemerintah. Sehingga, pihaknya sebagai perusahaan plat merah mesti turut mendukung.
Ia memaparkan, program tersebut akan dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia dengan tujuan meningkatkan perekonomian daerah dan pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sebenarnya nantinya perlahan, bertahap itu rencana pemerintah mau reaktivasi semua (jalur kereta)," kata dia saat berbincang dengan detikFinance seperti yang ditulis Kamis (27/9/2018).
"Pasti (meningkatkan perekonomian dan pariwisata) karena Garut ada potensi banyak sekali, kawasan wisata, mengangkut kerajinan juga, olahan cokelat termasuk penumpang juga terangkut," jelasnya.
Adapun, KAI akan bertanggung jawab mereaktivasi empat jalur kereta di Jawa Barat, yakni Cibatu-Cikajang, Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, dan Rancaekek-Tanjung Sari dengan panjang total 178,8 kilometer (km).
"Empat jalur ini Cibatu-Garut-Cikajang, lalu Bandung-Ciwidey itu ada pariwisatanya, Kawah Putih. Ketiga, Banjar-Pangandaran dan Rancekek-Tanjung Sari itu ada Jatinangor kan depannya IPB dan Unpad," papar dia.
Sementara itu, ia mengungkapkan ada sepanjang 7.200 km rel kereta mati yang dibangun oleh Jepang di Indonesia. Namun kini, sisanya hanya sepanjang 5.700 km.
Berkurangnya panjang rel tersebut berkaitan dengan beberapa hal. Misalnya fokus pemerintah membangun jalan raya ketimbang jalur kereta hingga tidak adanya minat masyarakat menggunakan kereta kala itu.
"Persoalan barangkali zaman dahulu tidak ada diurusi atau tidak ada penumpang atau tidak ada pemerintah fokus bangun jalan raya sehingga tidak dipakai, mati," tutup dia. (zlf/zlf)