Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dana investasi tersebut sebagian dipenuhi oleh pemerintah, sementara sisanya dari pembiayaan dan skema kerja sama dengan swasta.
"Jadi total yang kita butuhkan Rp 500 triliun, tadi Rp 500 triliun sampai tahun kapan, sebenarnya saya hitung sampai 2019, tapi saya perpanjang jadi 2024," kata Arief di Rakornas Pariwisata III, Jakarta, Kamis (27/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di antara Rp 500 triliun ini paling gampang itu 20 miliar dolar atau hampir Rp 300 triliun itu untuk 10 Bali baru atau 60%," jelas dia.
Total kebutuhan investasi pariwisata yang mencapai Rp 500 triliun ini juga hasil hitungan dari 2015 yang diperpanjang sampai 2024. Di mana, investasi langsung sebesar Rp 205 triliun yang berasal dari pemerintah Rp 170 triliun dan Rp 35 triliun investasi swasta.
Sedangkan sisanya atau Rp 295 triliun berasal dari pembiayaan dengan rincian pembiayaan pemerintah Rp 10 triliun dan pembiayaan swasta Rp 285 triliun.
Arief melanjutkan, dengan pengembangan 10 Bali baru ini menghasilkan 10 juta wisatawan mancanegara (wisman) setiap tahunnya.
"Saya buat simplifikasinya ya, pembentukan 10 Bali baru itu proyeksinya 10 juta wisman. Nah mulainya 2024 akan stabil," ungkap dia. (hek/zlf)