Sanksi AS ke Iran Bisa Bikin Harga Minyak Tembus US$ 100/Barel

Sanksi AS ke Iran Bisa Bikin Harga Minyak Tembus US$ 100/Barel

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 28 Sep 2018 12:35 WIB
Foto: Reuters
Jakarta -
Pada awal pekan kemarin Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak negara-negara pengekspor minyak (OPEC) untuk meningkatkan produksinya. Tujuannya untuk menahan kenaikan harga minyak mentah dunia jelang pemilihan anggota Kongres AS pada November mendatang.
Tapi anggota OPEC dan non-OPEC tidak menanggapi seruan Trump tersebut. Arab Saudi dan sekutunya telah memutuskan untuk tidak menekan produksi secara resmi pada saat pertemuan di Aljazair pekan lalu.
Para negara produsen minyak enggan menekan produksi untuk menutupi suplai minyak Iran yang sebelumnya disanksi oleh AS. Hal itu yang membuat harga minyak mentah dunia terus menanjak naik. Bahkan diprediksi bisa mencapai 3 digit.
"Akibatnya, diprediksi Brent bisa mencapai US$ 100 per barel tahun ini," kata Analis Senior PVM Tamas Varga, dilansir dari CNBC, Jumat (28/9/2018).

Menurut pasar internasional, harga minyak mentah Brent kemarin naik 0,65% di level US$ 81,87. Sementara untuk harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1% di level US$ 72,32.
Sanksi AS terhadap eksportir minyak Iran akan berlaku selama 5 minggu. Sanksi ini diperkirakan akan berdampak langsung pada catatan ekspor minyak Iran.
Beberapa analis energi memperkirakan sekitar 500.000 bpd minyak Iran akan menghilang setelah sanksi AS mulai berlaku. Ada pula yang memperkirakan sekitar 2 juta bpd bisa hilang dalam beberapa bulan mendatang.
Pada 2018 awal musim panas ini, Iran mengekspor sekitar 2,7 juta bpd minyak mentah. Itu setara dengan hampir 3% dari konsumsi global harian.
Sementara itu, gembong OPEC Arab Saudi diperkirakan siap untuk secara diam-diam menambahkan minyak ekstra ke pasar untuk mengimbangi penurunan produksi minyak mentah Iran.

(das/eds)

Hide Ads