"Kawasan sayuran di lereng Gunung Ciremai, Majalengka, Jabar termasuk sangat potensial dibangkitkan kembali bawang putihnya," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangannya, Jumat (28/09/2018).
Saat Prihasto meninjau kawasan sayuran di Desa Argalingga dan Sadarehe, Majalengka pada Jumat (28/09), kawasan itu kini dijadikan lahan percontohan bawang putih oleh salah satu importir yang menggunakan teknologi pengairan sprinkle. Dia bahkan menyebut kawasan itu potensial menjadi salah satu sentra bawang putih terbesar di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Prihasto menegaskan saat ini potensi lahan bawang putih di Indonesia sangat mencukupi. Baik untuk kegiatan APBN, swadaya maupun wajib tanam importir.
"Saat ini, sudah teridentifikasi potensi lahan lebih dari 725 ribu hektare yang tersebar di 51 kabupaten. Itu belum termasuk 40-an kabupaten yang sedang proses identifikasi oleh Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian," sambungnya.
Menurutnya, kalau ada pihak-pihak yang menuding kekurangan lahan, mungkin mereka terlambat mendapatkan informasi, atau mungkin importir tertentu yang memang sengaja mencari alasan untuk menghindari wajib tanam.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Majalengka Wawan Suwandi, menyatakan kawasan produksi bawang putih di wilayahnya akan dikonsentrasikan di Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Cikijing sesuai agroklimatnya.
Diharapkan nanti bisa terbentuk klaster bawang putih yang cukup luas di Majalengka karena saat ini setidaknya tercatat 5 investor yang masuk dan sudah bekerja sama dengan kelompok tani.
"Mereka umumnya importir yang kena wajib tanam. Totalnya seluas 550 hektare sampai tahun 2020 nanti. Benih yang banyak ditanam adalah Great Black Leaf asal Taiwan sesuai rekomendasi dari pusat," ungkap Wawan.
Wawan mengatakan memasuki musim hujan di Oktober atau November nanti, akan dimulai penanaman bawang putih dalam skala yang lebih luas.
"Paling lambat tanamnya nanti sekitar bulan Mei atau Juni terkait ketersediaan air. Kami akan terus berupaya meningkatkan sarana saluran pengairan dengan berkoordinasi dengan provinsi dan pusat," pungkas Wawan.
Diketahui, daerah tersebut merupakan daerah sukses pengembangan bawang putih di tahun 90-an. Khususnya daerah kaki Gunung Sumbing-Sindoro (Temanggung, Wonosobo dan Magelang), Gunung Lawu (Karanganyar, Magetan), Gunung Arjuno (Malang, Kota Batu), Gunung Bromo (Probolinggo), Gunung Wilis (Lumajang), dataran tinggi Dieng Banjarnegara, Gunung Ijen (Banyuwangi), Gunung Rinjani (Sembalun, Lombok Timur) dan lainnya. (mul/ega)