HK Kurang Modal Rp 126 T Lagi untuk Bangun Tol Trans Sumatera

HK Kurang Modal Rp 126 T Lagi untuk Bangun Tol Trans Sumatera

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 03 Okt 2018 15:14 WIB
Foto: Istimewa/PT Hutama Karya
Jakarta - Total panjang jalan tol Trans Sumatera prioritas yang ditarget rampung sampai 2024 mencapai 1.568 km. Total biaya investasi untuk menuntaskan seluruh tol yang terdiri dari 11 ruas tersebut mencapai Rp 262,4 triliun.

Berdasarkan data PT Hutama Karya (HK) yang diterima detikFinance, dari total investasi 11 ruas sebesar Rp 262,4 triliun itu, diperlukan modal sebesar 179 triliun. Namun sampai saat porsi ekuitas perseroan yang terpenuhi baru sebesar Rp 52,13 triliun dan masih ada 126,5 triliun lagi ekuitas yang belum terpenuhi.

Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan untuk menuntaskan komposisi pendanaan pembangunan tol Trans Sumatera tersebut pihaknya masih mencari sumber baru seiring dengan beroperasinya ruas-ruas baru yang akan tuntas pada tahun ini dan tahun depan. Namun untuk pendanaan pembangunan lima ruas yang ditarget rampung pada 2019 dia bilang semuanya sudah terpenuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau untuk menuntaskan sampai selesai kan tetap harus ada (bantuan pendanaan dari pemerintah). Tapi imbangannya kan nanti kalau ini sudah mulai menghasilkan, kan PMN (penyertaaan modal negara) berkurang, porsi pinjaman yang ditingkatkan," katanya kepada detikFinance saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (1/10/2018).



Adapun sumber ekuitas perseroan untuk pendanaan tol Trans Sumatera berasal dari sejumlah pos, di antaranya penyertaan modal negara (PMN), sekuritisasi aset, ekuitas partner dan dukungan konstruksi berupa viability gap funding (VGF) dari investor yang mendapatkan konsesi tol Trans Jawa.

Sejauh ini perseroan telah menggenapi kebutuhan ekuitas dan pinjaman untuk membangun kelima ruas prioritas yang ditarget kelar 2019 mendatang. Dukungan konstruksi berupa VGF sebesar Rp 8,3 triliun diberikan ke ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung.

Kemudian sekuritisasi aset diberikan untuk tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Pekanbaru-Dumai masing-masing Rp 6,5 triliun dan Rp 5,5 triliun. Sedangkan ekuitas yang bersumber dari PMN diberikan ke ruas Medan-Binjai (Rp 1,01 triliun), Palembang-Indralaya (Rp 2,31 triliun), Bakauheni-Terbanggi Besar (Rp 2,21 triliun), dan Pekanbaru-Dumai (Rp 58 miliar).

Perseroan saat ini tengah memproses penambahan PMN sebesar Rp 10,5 triliun lagi untuk mendanai tujuh ruas tol Trans Sumatera. Di antaranya Rp 3 triliun untuk tol Pekanbaru-Dumai, Rp 2,5 triliun untuk tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, Rp 800 miliar untuk tol Kisaran-Indrapura, Rp 1,2 triliun untuk tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Rp 2 triliun untuk tol Pekanbaru-Padang, serta masing-masing Rp 500 miliar untuk tol Medan-Aceh dan Simpang Indralaya-Muara Enim.

Sementara itu dari sisi pinjaman, perseroan membutuhkan Rp 26,6 triliun untuk menuntaskan lima ruas prioritas sampai 2019. Sedangkan untuk keseluruhan sampai 2024, kebutuhan pendanaan dari pinjaman mencapai Rp 83,78 triliun.

Perseroan akan memanfaatkan dana dari perbankan untuk pinjaman yang disertai underlying atau penjaminan dari pemerintah. Hal ini lantaran proyek tol Trans Sumatera masih belum visible secara finansial meski sudah layak secara ekonomi.

"Karena pinjaman itu kan kita ada penugasan dari Presiden. Dengan penugasan itu, pinjaman yang dilakukan HK untuk membangun tol Trans Sumatera mendapat penjaminan dari pemerintah," jelas Bintang.

(eds/zlf)

Hide Ads