Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Edi Winarto mengatakan, poin yang masih belum menemui kesepakatan ialah terkait masalah utang subsidiary loan agreement (SLA).
"Yang masih berat, salah satunya adalah mengenai yang utang SLA. Jumlahnya cukup besar," kata dia kepada detikFinance, seperti ditulis Jumat (5/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menerangkan, dalam proposal perdamaian, investor yang berniat menyuntikkan modal Merpati ingin supaya bunga dan denda SLA dihapus. Padahal, itu butuh proses panjang.
"Dari calon investor minta supaya bunga denda dihapus. Kalau penghapusan tidak gampang, kan ada persetujuan, kan cukup besar, sampai level DPR jadi kan agak repot memang, mengenai utang," terangnya.
Edi mengaku tak hafal nilai bunga dan denda SLA tersebut. Dia mengatakan, masalah bunga dan denda ini yang membuat kreditur ragu terhadap proposal perdamaian.
"Calon investor menginginkan bunga dan denda dihapus. Tapi dari Kemenkeu itu belum bisa menghapus, sehingga belum ketemu," tutupnya. (ara/ara)