Hal itu dia sampaikan pada acara diskusi bersama yang digelar PBB-UN Women yang bertujuan bertujuan untuk pembangunan desa damai untuk mencari jalan keluar menangkal radikalisme.
"Acara ini bagus sebagai keterkaitan antara pembangunan desa dengan penanggulangan terorisme dan ekstrimisme," kata Eko di seminar di Hotel Alana Solo di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/10/2018).
Menurut Eko, dengan adanya pembangunan desa mulai dari infrastruktur hingga perekonomiannya, masyarakat desa akan terhindar dengan ancanam seperti terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia yang hadir itu juga memaparkan keberhasilan dana desa yang kini telah membangun 158 ribu km jalan, 1.000 km jembatan, puluhan ribu PAUD, Polindes, Posyandu, dan bisa menurunkan angka stunting (kekurangan gizi akut) dan kemiskinan.
"Pertama kalinya kemiskinan di desa turunnya lebih cepat daripada di kota, semoga ke depan jumlah orang miskin di desa lebih kecil daripada di kota," ucapnya.
Dengan demikian, Eko yakin kegiatan ini akan membantu mengebalkan masyarakat dari adanya pengaruh terorisme hingga isu-isu radikalisme di Indonesia.
Sementara itu, narasumber lain yang di antaranya adalah UN Women Representative and Liaison to ASEAN, Sabine Machl. Machl menyampaikan dalam pidato pembukaannya mengenai pentingnya pembangunan desa damai termasuk dengan kemajuan perempuan, perdamaian, dan keamanan. Baca berita mengenai Kemendes PDTT lainnya di sini.
(mul/ega)