"Perjalanannya sekarang sampai akhir September kita telah mencapai Rp 1,14 triliun 163% dari target. Masih ada satu triwulan lagi," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
Adapun komposisi penerimaan tersebut terdiri dari Rp 1,117 triliun dari WKP eksisting dan WKP IPB 27 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya PNBP dari sektor EBTKE, kata Rida, disebabkan oleh tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. "Kalau PNBP tinggi karena kurs tinggi," tambah Rida.
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari menambahkan, tingginya PNBP juga disebabkan oleh penundaan investasi. Perusahaan yang menunda investasinya maka semakin besar juga modalnya yang disetorkan ke pemerintah.
"Setoran 34% bagian pemerintah itu PNBP setelah dikurangi biaya operasi investasi dan macam-macam," ujar Ida.
Ida menyebutkan, salah satu proyek yang mengalami penundaan investasi adalah PLTP Wayang Windu di Jawa Barat. Penundaan investasi tersebut berujung pada semakin besarnya PNBP yang disetorkan ke pemerintah.
"PLTP Wayang Windu masih pakai rezim lama pakai aturan lama setoran bagian pemerintah pakai pertimbangan itu PNBP-nya ada bagian pemerintah 34% disetorkan dan 66%," tutur Ida.