Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan pergerakan nilai tukar sejak minggu lalu ini didorong oleh sejumlah faktor. Antara lain dari dalam negeri dan luar negeri.
"Dari dalam negeri memang ada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari yang diperkirakan. Selain itu juga adanya keyakinan terhadap kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah," kata Perry di Gedung BI, Jumat (9/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rupiah Menguat, Jurus Baru BI Mulai Ampuh? |
DNDF membuat supply dan demand di pasar keuangan lebih lancar dibandingkan sebelumnya. Sejak dikeluarkan awal Oktober lalu volume akumulasi DNDF mencapai US$ 115 juta dan membuat seimbang sesuai dengan mekanisme pasar.
Selain itu faktor luar negeri juga terjadi karena meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China maupun faktor lain.
"Meredanya perang dagang juga mendorong penguatan nilai tukar. Sekali lagi ini sesuai dengan mekanisme pasar," imbuh dia.
Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) nilai dolar AS hari ini tercatat Rp 14.632 menguat jika dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.651. Berdasarkan data Reuters dolar AS tercatat Rp 14.664.
Baca juga: Rupiah Paling Kuat di Asia, Ini Kata BI |