Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan, gas tersebut untuk memenuhi kebutuhan pembangkit PT PLN (Persero). Untuk PLN sendiri, alokasinya mencapai 100 MMSCFD. Sisanya, untuk industri yang berada di Jawa Timur.
"Sampai sekarang baru 100 MMSCFD (PLN), sisanya korporat masih lihat pasar buyers misalnya industri di Jawa Timur atau mungkin Jawa Tengah," kata dia di Patra Jasa Office Tower Jakarta, Jumat (9/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, distribusi gas ini akan menggunakan jaringan dari Pertagas.
"Pipa yang kita untuk gunakan untuk PLN merupakan pipa Pertagas, jalur Semarang ke Gresik, nanti dari JTB ke pipa Pertagas yang bawa ke Gresik atau ke Tambak Lorok. Jadi kita jaraknya, 12 km JTB sampai ke pipa Pertagas. Yang kita bangun Rekind 12 km," ungkapnya.
Terkait harga, JTB melepas ke Pertamina dengan nilai US$ 6,7 per MMBTU. Lalu, ke konsumen yakni PLN US$ 7,6 MMBTU.
"Setelah tol fee, US$ 7,6, kalau dari kita ke Pertamina US$ 6,7 karena lewat Pertamina," tutupnya. (zlf/zlf)