Milenial Cenderung Gagal Kelola Duit (1)

Milenial Cenderung Gagal Kelola Duit (1)

Aidil Akbar Madjid - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Kamis, 15 Nov 2018 07:20 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Kalau melihat berita di mana-mana, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia, maka generasi milenial dalam kurun 10 tahun terakhir ini menjadi generasi yang 'hot' untuk dibicarakan baik dari sisi positif maupun sisi negatif.

Pola bisnis yang saat ini berubah menjadi pro teknologi tidak dipungkiri lahir karena adanya generasi milenial ini. Dan hal ini merubah bisnis model yang sudah ada dan bertahan bertahun-tahun.

Bisnis-bisnis lama yang tidak mengikuti perubahan (seperti bisnis media cetak, koran dan majalah) ikut bertumbangan dengan era teknologi yang konsumsi terbesarnya adalah generasi milenial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudahan-kemudahan yang didapat memang memberikan banyak efek positif tapi juga efek negatif terutama ketika menyangkut ke masalah keuangan generasi milenial. Stigma milenial yang cenderung boros, tidak bisa menabung, lebih suka jalan-jalan, beli gadget dan lain sebagainya yang kemudian turut membuat milenial banyak melakukan kesalahan keuangan.

Akibatnya milenial cenderung gagal dalam mengelola keuangan mereka. Nah, apa saja yang menjadi penyebab utamanya? Yuk kita bahas bersama.

Banyak yang Tidak Mengerti Dasar Mengelola Keuangan
Ini problem dari semua generasi di Indonesia baik orang tua kita yaitu baby boomer, maupun generasi X dan generasi milenial. Mengapa demikian? Sebenarnya hal sepele.

Orang Indonesia dari kecil tidak pernah diajarkan secara formal bagaimana mengatur keuangan pribadi mereka. Nah kalau urusan ini sepertinya sih bukan cuma penyakin generasi milenial, tapi juga penyakit generasi sebelumnya seperti baby boomer dan generasi X alias baby buster.

Mengapa demikian? Karena dasar-dasar mengelola keuangan pribadi itu tidak pernah diajarkan di bangku sekolah baik level Sekolah Dasar, Menengah maupun Atas. Akhir-akhir ini di beberapa kampus sudah mulai diadakan kelas Perencanaan Keuangan Pribadi, tapi kelasnya masih bersifat pilihan bukan kelas wajib.

Sementara kita dari masih muda sudah diajarkan banyak sekali rumus cara mengelola keuangan perusahaan, seperti kelas Akuntansi dan Keuangan Perusahaan. Akibatnya bisa ditebak, kita semua jago mengelola keuangan perusahaan tapi berantakan ketika harus mengelola keuangan pribadi.

Padahal mengelola keuangan yang baik itu haruslah sudah menjadi kebiasaan. Dan yang namanya kebiasaan tidak bisa dipelajari dan dilakukan mendadak. Kebiasaan harus dipupuk dari kecil sehingga ketika sudah dewasa menyatu menjadi karakter orang tersebut.

Akibatnya bisa ditebak, orang Indonesia rata-rata jago mengelola keuangan perusahaan tapiiiiii gagal dalam mengelola keuangan pribadi. So, jadi tidak heran kan kalo banyak orang bilang kalo orang Indonesia itu adalah masyarakat konsumtif?

Makanya hayoooo belajar deh mengelola keuangan yang baik dan benar supaya kamu tidak rugi di kemudian hari. Ke mana belajarnya?


Ikutan saja di banyak workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.

Alasan berikutnya kenapa banyak generasi milenial yang cenderung gagal dalam mengelola keuangan adalah karena kaum generasi milenial biasanya males bikin anggaran bulanan.

Seperti apa bujet bulanan itu dan kenapa milenial bisa males membuatnya? Kita akan kupas tuntas di artikel berikutnya.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads