Lantas, apakah kondisi ini akan terus berlanjut di 2019 nanti?
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha mengungkapkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) masih terus berupaya untuk menjaga kestabilan rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Menguat 0,9% |
"Selain itu, dari sisi pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas rupiah, terutama dengan cara mengerem impor," kata dia dalam keterangannya, Kamis (15/11/2018).
"Menurut kami Pemerintah dan Bank Indonesia yang lebih proaktif menjaga rupiah, merupakan hal yang positif dan membantu mendukung sentimen pasar dan menjaga stabilitas," sambungnya.
Namun, kata Dimas, pergerakan rupiah dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada perkembangan sentimen pasar global. Menurutnya, hal ini terjadi pada naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang telah lengser dari Rp 15.000.
"Sebagai contoh, baru-baru ini ada kabar positif bahwa bahwa Presiden Trump optimistis bisa mencapai kesepakatan dagang dengan Tiongkok. Kabar ini bisa mengangkat sentimen pasar global menjadi lebih positif dan membuat Rupiah menguat ke level 14.900-an dari sebelumnya level 15.000-an," jelasnya.
Baca juga: Neraca Dagang Tekor, IHSG Tetap Hijau |