Siap-siap! Bakal Ada Perang Bunga Bank

Siap-siap! Bakal Ada Perang Bunga Bank

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 16 Nov 2018 11:55 WIB
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% pada rapat dewan gubernur (RDG) bulan November. Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan dengan kenaikan tersebut akan terjadi perang bunga mencapai puncaknya 1-4 bulan ke depan.

"Tidak hanya berebut dana simpanan sesama perbankan tapi juga dengan perusahaan dan pemerintah. Akhir tahun pemerintah genjot penerbitan SBN untuk frontloading kebutuhan belanja awal 2019, yield SBN nya jadi lebih menarik di 8,3% untuk tenor 10 tahun," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jumat (16/11/2018).


Dia menjelaskan crowding out effect bisa terjadi, pindah dari bank masuk kantong pemerintah. Deposan juga mulai melirik perusahaan swasta yang cari pendanaan alternatif bisa terbitkan obligasi atau rights issue saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perangnya akan sangat brutal. Saat ini saja rata-rata LDR bank sudah 94%, untuk bank yang modalnya cekak situasi ini repot," imbuh dia.

Dari data BI, pertumbuhan kredit pada September 2018 tercatat sebesar 12,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,1% (yoy).


Adapun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2018 sebesar 6,6% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,9% (yoy).

Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari hingga September 2018 tercatat sebesar Rp168,1 triliun (gross), turun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp205,9 triliun (gross).

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2018 sekitar 12% (yoy), sedangkan pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8% (yoy). Bank Indonesia akan terus memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan agar tetap konsisten dengan upaya turut menjaga stabilitas sistem keuangan. (kil/ara)

Hide Ads