Tekanan Global Bikin Jokowi Ubah Paket Kebijakan Ekonomi ke-16

Tekanan Global Bikin Jokowi Ubah Paket Kebijakan Ekonomi ke-16

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 16 Nov 2018 12:05 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pemerintah memperbaharui Paket Kebijakan Ekonomi ke-16. Paket ini berisikan relaksasi kebijakan untuk ketahanan ekonomi nasional. Lantas, apa alasan pemerintah memperbaharui paket kebijakan ini?

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan paket kebijakan ini perlu diperbaharui dalam rangka menghadapi tantangan global, di mana perekonomian global saat ini sedang mengalami ketidakpastian dan tekanan.

"Oleh karena itu, apa yang mau kita umumkan ini sebenarnya sifatnya secara lebih formal untuk lebih pada tujuan jangka menengah panjang, tapi ada di dalamnya unsur jangka pendek tadi, untuk perkuat confidence pemilik dana, supaya capital inflow masuk," kata Darmin di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuknya aliran modal asing ini diperlukan Indonesia untuk bisa keluar dari masalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Pasalnya, kata Darmin transaksi berjalan ini bisa diatasi dengan mengoptimalkan kinerja transaksi modal dan transaksi finansial, di mana itu sangat tergantung pada masuknya aliran modal dari luar ke Indonesia.

"Kalau baik transaksi modal dan transaksi finansial akan menutup defisit transaksi berjalan," jelasnya.

Oleh karena itu, paket kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan confidence atau keyakinan investor maupun pemilik modal untuk memasukkan dananya di Indonesia.

"Kita nggak bisa hanya berupaya menjawab transaksi berjalan saja. Itu penting tapi tidak cukup. Kita harus merumuskan kebijakan juga untuk memberi confidence pada pemilik dana sehingga mereka masuk," tambahnya.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pihaknya siap mengimplementasikan tujuan tersebut dengan instrumen fiskal yang dimilikinya.

"Instrumen fiskal yang sekarang digunakan untuk mendorong industrialisasi seperti disampaikan Pak Menko (Darmin Nasution) dan Menteri Perindustrian, itu dalam rangka kita makin membangun sektor industri di Indonesia yang lebih konkret dari hulu hingga hilir," ujarnya.

Disamping itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, dari pembaharuan paket kebijakan ini bakal memperkuat perekonomian Indonesia secara lebih luas.

"Ini adalah langkah konkret, langkah koordinasi antara pemerintah, OJK, dan otoritas terkait untuk terus meningkatkan ketahanan ekonomi kita, menjaga stabilitas makro ekonomi, sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

"Dengan kebijakan ini kita yakin ini akan semakin perkuat ketahanan ekonomi kita termasuk neraca pembayaran," tambahnya dalam kesempatan yang sama.

(fdl/eds)

Hide Ads