Februari Panen, Jagung Impor Harus Masuk Paling Lambat Januari 2019

Februari Panen, Jagung Impor Harus Masuk Paling Lambat Januari 2019

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Senin, 19 Nov 2018 14:55 WIB
Ilustrasi jagung impor/Foto: Puti Aini Yasmin/detikcom
Jakarta - Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog mengimpor jagung hingga 100.000 ton. Menyikapi kebijakan ini, peternak unggas meminta jagung impor masuk sebelum Februari 2019 karena masuk panen raya.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Atung, mengatakan pasokan jagung impor paling lambat harus masuk di Januari karena diprediksi bahan baku jagung untuk pakan ternak menipis saat itu.


"Titik krusial itu awal Januari karena panen masih lama, awal Februari itu baru panen. Kalau datang Februari baru bermasalah karena prediksi kan itu panen raya. Kalau awal Januari (masuk impor) masih nggak kenapa karena di kita pun masih sedikit," kata Atung kepada detikFinance, Senin (19/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atung menambahkan harga jagung saat ini berada di kisaran Rp 5.700-Rp 5.800/kilogram (kg), padahal sebelumnya seharga Rp 4.000-an/kg.


Sebelumnya Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bacthiar, mengatakan tender tersebut telah dibuka. Adapun pengirimannya akan dilakukan secara bertahap sebanyak 70 ribu ton dan kemudian 30 ribu ton.

"Kita sudah buka tender dan pemasukannya bertahap. 70 ribu ton kemudian 30 ribu ton selanjutnya Insya Allah," kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (8/11/2018).


Dikutip detikFinance dari keterangan tertulis di situs resmi Perum Bulog, tender tersebut telah dibuka sejak tanggal 7 November dan akan ditutup di tanggal 9 nanti.

Dalam keterangan tersebut berbunyi, importir harus mampu mengirim jagung yang berasal dari Brasil atau Argentina paling lambat tanggal 20 November untuk sampai di Indonesia. (hns/hns)

Hide Ads