Delapan Rantai Pasokan Beras di Jateng Dipangkas, Begini Caranya

Delapan Rantai Pasokan Beras di Jateng Dipangkas, Begini Caranya

Angling Adhitya Purbaya - detikFinance
Kamis, 22 Nov 2018 13:32 WIB
Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang - Perum Bulog dan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sepakat menggelar operasi pasar gaya baru untuk beras. Bulog akan mendistribusikan langsung beras medium ke Desa untuk memotong 8 mata rantai perdagangan.

Penandatanganan kesepakatan digelar di gedung Gradika Bakti Praja komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah. Kesepakatan tersebut bertajui " Pendistribusian cadangan beras pemerintah melalui pelaksanaan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium".


Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan beras medium yang didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan selama ini harus melalui 8 mata rantai sehingga harga yang murah justru semakin tinggi. Beras yang seharusnya dijual paling mahal Rp 9.400 per kg itu ada yang menjualnya sampai Rp 11.000 sehingga perlu solusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Delapan mata rantai dipangkas. Dengan MoU ini bisa didistribusikan langsung ke Kepala Desa," kata pria yang beken disapa Buwas itu, Kamis (22/11/2018).

"Kita antarnya harga Rp 8.250, kalau kita drop harapannya Rp 8.500, maksimal Rp 9.000 per kilo," imbuhnya.


Ia menegaskan menjamin kualitas dari beras medium tersebut dan kini stoknya masih cukup banyak yaitu 1,2 juta ton se-Indonesia. Jawa Tengah menjadi daerah pertama yang akan menjalani pendistribusian ini dan ditargetkan sehari bisa mendistribusikan 3.000 sampai 5.000 ton.

"Pilot Project-nya Jawa Tengah, nanti ke daerah lain," kata Buwas.

Buwas menjelaskan, nantinya kepala desa akan melaporkan tempat mana saja yang akan mejual beras medium tersebut, kemudian sub divre Bulog masing-masing daerah akan mengirimkan berasnya. Kepala desa dianggap paling tahu siapa yang berhak untuk memberi beras medium.

"Ada pengawasan dari satgas pangan termasuk Ditreskrimsus Polda Jateng dan kita sendiri," tandasnya.


Sementara itu Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan pendistribusian ini merupakan operasi pasar gaya baru dan momentumnya tepat karena menjelang dimana harga beras biasanya mulai merangkak naik.

"Kita ajak teman-teman kades, akan sebarkan ke masyarakat melalui Bumdes atau lainnya. Mereka bisa deteksi masyarakat yang membutuhkan. Awal ini beras, nantinya ada gula dan minyak," kata Ganjar.

"Kan musim gini, beras mulai merangkak. Kita siap-siap dengan operasi gaya baru ini," tegasnya.

Saat memberikan sambutan, Ganjar juga meminta para kades membuat grup whatsapp dan ia akan ikut bergabung. Pada seminggu pertama pelaksanaan, para kades diminta melapor lengkap dengan foto serta video pendistribusian.


Tonton juga 'Stok Beras Surplus Tapi Harga Melonjak Naik, Ada Apa?':

[Gambas:Video 20detik]

(alg/hns)

Hide Ads