Soal Proyek Kereta Cepat dan LRT, Sri Mulyani: Impornya Besar

Soal Proyek Kereta Cepat dan LRT, Sri Mulyani: Impornya Besar

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 22 Nov 2018 19:36 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kementerian Perhubungan menghentikan sementara proyek LRT Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kedua proyek tersebut akan dilanjutkan setelah Lebaran 2019.

Keputusan itu sejatinya karena Tol Trans Jawa dari Jakarta-Surabaya yang akan diresmikan Desember 2018. Kedua proyek itu menjadi biang kemacetan di tol wilayah Bekasi, sehingga dianggap menghambat manfaat dari Tol Trans Jawa.

Penghentian sementara kedua proyek itu seperti juga memberikan manfaat dari sisi neraca dagang. Sebab diakui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kedua proyek itu memiliki komponen impor yang cukup besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu kalau lihat dari dua proyek ini dan proyek-proyek di listrik, itu semuanya yang sangat capital intensif dan memang komponen impornya cukup besar," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (22/11/2018).


Meski begitu, Sri Mulyani enggan berkomentar lebih jauh. Dirinya akan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengenai hal itu.

"Nanti saya koordinasi dengan Pak Menhub saja mengenai policy beliau," tambahnya.

Sebelumnya Budi mengatakan penghentian kedua proyek nasional tersebut untuk memprioritaskan penyelesaian proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated. Menurut Budi, pengerjaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated lebih 'urgent'.

"Paling tidak 3-4 bulan kereta cepat bisa ditunda. LRT kan selesainya 2019. Yang kita prioritaskan yang elevated aja. (Kemacetan di Jalan Tol Japek) mengganggu masyarakat. Waktu tempuh jadi naik. (Permasalahan kemacetan) begitu critical. Ini Jakarta-Bandung udah 2 kali lipat (waktu tempuhnya). Kita putuskan LRT dan KCIC tidak berkonstruksi di Km 11 dan Km 17 (Jalan Tol Cikampek)," ujar Budi.

(das/fdl)

Hide Ads