.webp)
Selain efisiensi, para eksportir juga diharapkan bakal mengurangi cost akibat proses yang berbelit-belit. Biasanya, proses panjang terletak di pemeriksaan oleh Balai Karantina Pertanian lantaran yang diekspor adalah komoditas pertanian yang punya risiko rendah maupun tinggi.
"Sehingga ketika mereka melapor datang ke sini tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan-pemeriksaan fisik karena petugas kita sebulan sekali sebulan dua kali melakukan pemeriksaan-pemeriksaan," kata Kepala Balai Karantina Kelas II Cilegon Raden Nurcahyo kepada wartawan, Rabu (28/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, kata Raden, perlambatan proses ekspor terletak di pemeriksaan lapangan oleh petugas Karantina Pertanian. Proses tersebut memakan waktu 5 jam, ini karena eksportir yang belum siap perihal pemberkasan dan barang ekspor.
Perlambatan juga terletak di barang-barang ekspor yang diperiksa oleh petugas. Salah satu contohnya ialah terdapat banyak serangga di komoditas tersebut.
"Harapan kita nanti komoditas-komoditas yang risikonya rendah itu ekspornya bisa dipercepat kurang dari 3 jam di Karantina Cilegon," ujarnya.
"Mulai hari ini, jadi kita kumpulkan mereka walaupun sebagian dari mereka yang kumpul memenuhi kualifikasi komoditas-komoditas yang beresiko rendah," lanjutnya.
Pemberlakukan percepatan ekspor komditas pertanian itu bisa diterapkan mulai awal Desember 2018. "Bulan depan kita sudah apply dan mereka bisa menikmati layanan percepatan ekspor ini," tuturnya.
Tonton juga 'Peningkatan Kinerja Ekspor di Bawah Jokowi-JK':
(hns/hns)
