Kepala BKP Kementan: RI Tak Akan Kurang Pangan, Beras Kita Banyak

Kepala BKP Kementan: RI Tak Akan Kurang Pangan, Beras Kita Banyak

Tia Reisha - detikFinance
Sabtu, 01 Des 2018 16:15 WIB
Foto: Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi
Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan meski pembangunan pertanian dan ketahanan pangan saat ini dan di masa mendatang banyak menghadapi berbagai permasalahan, seperti perubahan iklim, pertambahan penduduk, dan penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian.

Namun permasalahan tersebut bisa diatasi karena Indonesia memiliki sumber daya alam berlimpah, penggunaan teknologi, dan iklim yang lebih bersahabat.

"Saya optimis Indonesia tidak akan kekurangan pangan. Beras kita banyak. Tinggal bagaimana kita mendistribusikan kepada masyarakat," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Hal tersebut ia sampaikan dalam Forum Diskusi Pangan Nasional 2018 "Future Upon The Rice" di Botani Square Bogor, Sabtu (1/12) yang diselenggarakan oleh Pendidikan Vokasi Institut Pertanian Bogor.

"Sepanjang tahun pangan kita aman. Indonesia ada 8 zona iklim yang tidak pernah sama. Tidak semua banjir dan tidak semua daerah kering. Setiap hari kita ada panen," tambah Agung.

Sedangkan untuk mengatasi tenaga kerja petani yang semakin berkurang, menurut Agung, selain telah melakukan mekanisasi pertanian, Kementan juga telah mengubah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian. Sehingga bisa menjawab kebutuhan dan menarik minat generasi muda terjun ke pertanian.

"Untuk menarik anak-anak muda ke pertanian, selain dengan modernisasi pertanian, pembangunan pertanian harus berorientasi kepada Industri Pertanaman yang dikelola dari hulu sampai hilir sehingga membuat petani tidak malas bekerja dan lebih bergengsi," lanjut Agung.


Sementara itu, Ekonom Senior Rizal Ramli mengatakan Indonesia semestinya tidak hanya berkutat pada masalah kecukupan pangan dan swasembada, tetapi sudah berpikir dengan ide-ide besar.

"Sebagai negara besar dan potensi sumber daya alamnya sangat berlimpah, mestinya kita sudah berpikir bagaimana Indonesia sebagai lumbung pangan Asia 10 tahun mendatang," ujar Rizal.

Menurutnya, pemikiran tersebut sangat strategis karena Indonesia berkelimpahan sinar matahari, hujan banyak, dan tidak kekurangan tenaga kerja.

Sementara Direktur Utama Bulog Budi Waseso pun mengatakan bahwa ketahanan pangan Indonesia akan kuat jika pangan tidak tergantung hanya pada beras. "Kami berusaha agar ketersediaan beras selalu tercukupi dari dalam negeri," ujarnya.

Namun demikian, menurut Budi, mestinya pemenuhan pangan bagi masyarakat tidak berorientasi hanya pada beras. "Tetapi sagu, ubi-ubian, jagung lainnya juga perlu dikembangkan," sambungnya.

Selain itu, Guru Besar Faperta IPB Dwi Andreas Santoso juga mengatakan bahwa untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia, masalah benih perlu ditingkatkan.

"Dengan benih yang bermutu akan meningkatkan produksi pangan sehingga bisa menggairahkan petani karena lebih menguntungkan," ujar Andreas.

Di lain pihak, Kepala Balitbang Kemendag Kasan Muhri pun mengatakan bahwa kebijakan impor yang dilakukan sifatnya hanya untuk menutupi kekurangan yang ada.

"Kami harus menjaga stabilitasi harga pangan. Kalau harga pangan tinggi karena produksi kurang, terpaksa dilakukan impor untuk menutupi kekurangan sehingga masyarakat bisa membelinya," ujar Kasan.

Sementara itu, acara ini juga turut dihadiri oleh para dekan, dosen, dan mahasiswa IPB, serta mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian. (mul/ega)

Hide Ads