Ketua satgas waspada investasi Tongam L Tobing menceritakan banyak koperasi-koperasi yang menawarkan imbal hasil pinjaman sangat tinggi dan tidak masuk akal.
Penawaran ini dinilai sangat tidak rasional. "Ada koperasi yang bilang bisa kasih bunga 2% per hari, kalau begitu mendingan dia aja yang kaya. Kenapa harus ajak orang lain," kata Tongam di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (4/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu juga ada koperasi yang menawarkan usaha bertani singkong. Koperasi abal-abal ini menawarkan keuntungan 30% setiap bulannya.
"Ada itu koperasi yang bilang menanam singkong di Caringin, 30% per bulan mereka kasih, masa sih dalam satu bulan singkongnya sudah besar dan bisa dipanen? kan tidak masuk akal," imbuh dia.
Baca juga: Waspada Investasi Bodong Berkedok Koperasi! |
Ada juga kasus koperasi Pandawa di Malang. Koperasi ini mengklaim bisa menerbitkan surat pelunas utang yang bisa diberikan ke bank. Jadi surat itu dikeluarkan atas nama negara, calon pelunas utang harus membayar biaya administrasi sekian ratus ribu.
Kasus ini mirip dengan UN Swissindo yang ada di Cirebon, yang mengklaim bisa melunasi utang seluruh umat manusia di bumi. Jadi pemilik UN Swissindo meminta biaya Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu kepada calon pelunas utang. Biaya tergantung dari jumlah utang yang ingin dilunasinya.
"Ini kan kasihan, sudah punya utang di bank. Terus diminta biaya lagi sama koperasi palsu itu," jelas dia.
Menurut Tongam, memang saat ini banyak masyarakat yang mudah tergiur dengan tawaran koperasi abal-abal itu. Karena itu masyarakat diminta untuk waspada jika mendapatkan tawaran yang tidak masuk akal.
Satgas Waspada Investasi bersama OJK gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran berinvestasi.
Tonton juga 'Pencairan Dana Dibatasi, Nasabah Ngeluruk Koperasi':