Menurut Direktur Operasional PT Garam (Persero), Hartono, menambah lahan-lahan baru merupakan upaya menekan impor garam.
"Betul (lahan garam baru untuk menekan impor garam). Targetnya kementerian, sekarang ini secara nasional baru ada 30 ribu hektare, kalau produktivitasnya rata-rata dianggap 100 ton/hektare baru ada 3 juta ton maksimal dengan syarat iklim yang bagus. Padahal kebutuhan sekitar 4,4 juta ton, Jadi masih kurang 1,4 juta ton plus buffer tadi dirumuskan kurang lebih 2,2 juta ke depannya," terang Hartono usai rapat koordinasi lahan garam di NTT, di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa (4/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, menurut Hartono, untuk mencukupi kekurangan itu maka butuh impor garam sekitar 2,2 juta ton/tahun, sehingga pasokan di awal tahun tetap cukup.
"Jadi saat ini untuk impor itu sekitar 2,2 juta ton/tahun, sudah termasuk buffer stock, agar saat awal tahun kan nggak boleh ada kekosongan, karena kita mulai produksi sekitar bulan Mei ke atas," ujar Hartono
Mengacu pada kondisi tersebut, PT Garam menargetkan tambahan lahan seluas 10.000-15.000 hektar, sehingga produksi garam dalam negeri makin meningkat.
"Kalau itu bisa berarti kan ada tambahan maksimal 1,5 juta ton. Dengan demikian total 4,5 juta ton brarti kita sudah bisa swasembada garam," kata Hartono. (hns/hns)