Di Monaco, Susi Beberkan Pentingnya Dunia Selamatkan Terumbu Karang

Laporan dari Monaco

Di Monaco, Susi Beberkan Pentingnya Dunia Selamatkan Terumbu Karang

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Rabu, 05 Des 2018 16:21 WIB
Foto: Dok. KKP
Monaco - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti menjadi salah satu pembicara kunci di acara International Coral Reef Initiative (ICRI) yang diselenggarakan di Monaco. Dalam kesempatan itu, Susi membeberkan pentingnya terumbu karang untuk masa depan dunia.

Acara tersebut dibuka oleh Pangeran Albert II dari Monaco dan dilanjutkan dengan pidato dari dua Co-Chair ICRI, yaitu Susi dari Indonesia dan Angus McKenzie perwakilan UNESCO dari Australia.

Menurut Susi rusaknya terumbu karang dunia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemanasan global (global warming) yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut dan coral bleaching hingga maraknya pembangunan di sepanjang pantai yang dapat menyebabkan sedimentasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembuangan sampah ke laut (marine debris) juga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan wilayah pesisir.

"Maraknya IUU fishing, termasuk desctructive fishing merupakan ancaman serius bagi kelangsungan ekosistem terumbu karang dan keberlanjutan stok ikan karang konsumsi," ujar Susi saat pidato, Rabu (5/12/2018).


Selain itu, penambangan terumbu karang untuk ornamental akuarium juga berpotensi memberikan tekanan pada ekosistem terumbu karang. Dalam praktiknya pengambilan terumbu karang masih menggunakan metode yang tidak ramah lingkungan dan sulit untuk dilakukan pengawasan pada saat pengambilan.

Susi mengatakan, ekosistem terumbu karang merupakan habitat penting bagi berbagai biota laut, termasuk ikan karang konsumsi yang diperdagangkan secara internasional.

"Selama kurun waktu 2014-2018 Indonesia telah mengekspor sekitar 16 juta ekor ikan karang hidup konsumsi di mana 90% dari total ekspor tersebut diperuntukkan untuk pasar Hong Kong. Pada periode yang sama, Indonesia juga mengekspor lebih dari 48 juta ekor benih ikan karang konsumsi dengan tujuan utama Malaysia dan Vietnam," katanya.

Dalam rangka menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang, Indonesia telah melakukan langkah-langkah pengelolaan di dalam negeri dan berpartisipasi dalam forum internasional, di antaranya:
  1. Hingga tahun 2018 Indonesia telah menetapkan 20,87 juta Ha kawasan konservasi laut yang juga mencakup perlindungan terhadap 30% dari total luasan terumbu karang di Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk menetapkan 30 juta Ha kawasan konservasi laut pada tahun 2030.
  2. Indonesia sejak tahun 1998 telah melaksanakan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) yang merupakan program penyelamatan terumbu karang terbesar di dunia.
  3. Indonesia merupakan inisiator lahirnya Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF) yang beranggotakan 6 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
  4. Indonesia juga menyelenggarakan World Ocean Conference (WOC) pada tahun 2009 di Manado, dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) pada bulan Oktober 2018.
  5. Dalam forum United Nation Environtment Assembly 2 (UNEA-2) Indonesia menggagas lahirnya resolusi Coral Reef Sustainable Management.
(ang/fdl)

Hide Ads