"Ini sudah kita tunggu-tunggu, pembangunan Bandara bisa saya katakan sudah pada tahapan konkrit. Dari dulu hanya sebatas wacana, sekarang ini sudah siap pelaksanaan tinggal menunggu Penetapan Lokasi. Saya akan pastikan tahun 2019, penentuan lokasi sudah turun," ujar Gubernur Bali Wayan Koster dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/12/2018).
Koster mengatakan pembangunan bandara baru ini untuk menambah kapasitas akses masuk wisatawan internasional ke Bali yang selama ini bertumpu di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Selain itu, diharapkan dengan pembangunan bandara baru di kawasan Bali Utara ini untuk pemerataan pembangunan.
"Ini merupakan komitmen saya untuk mewujudkan keseimbangan wilayah di Bali. Tidak ada cara lain untuk menyeimbangkan selain pembangunan infrastruktur dan salah satunya pembangunan Bandara ini," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengajak masyarakat untuk ikut mendukung penuh rencana ini, jangan ada kepentingan pribadi dalam pembangunan agar berjalan dengan lancar. Ini untuk kepentingan bersama, untuk masa depan kita semua," ucapnya.
Rencana Koster itu disambut baik Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Dia optimistis dengan terwujudnya bandara ini akan dapat mengatasi ketimpangan Bali selatan dengan Bali Utara.
"Saya mengajak masyarakat untuk mendukung rencana pembangunan bandara ini. Ini menjadi momentum peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bali utara," ujar Suradnyana.
Di acara yang sama, Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Mohamad Pramintohadi Sukarno menyebut pengembangan Bandara Bali Utara merupakan proyek yang disiapkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan untuk didanai melalui skema kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Di sisi lain, bandara baru ini bisa menjadi jalur alternatif jika Bandara Ngurah Rai ditutup karena abu Gunung Agung.
"Saat ini pintu masuk Bali melalui jalur udara hanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Ketika Gunung Agung menyemburkan debu dan terbawa angin ke arah tenggara maka operasi bandar udara ini terpaksa ditutup. Penutupan ini menyebabkan lalu lintas penerbangan ke Pulau Bali terhenti," tutur Pramintohadi.
"Selain itu Bandara Ngurah Rai dengan hanya satu runway memiliki ultimate capacity 30 juta per tahun. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut serta dalam rangka menyediakan alternatif bandara udara sekaligus mengembangkan kawasan Bali Utara, maka direncanakan akan dibangun bandar udara di Bali Utara," tambahnya.
Tonton juga 'Menggoda Investor Lewat Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali':
(ara/fdl)