Kelola APBN 2019, Sri Mulyani: Tetap Hati-hati dan Waspada

Kelola APBN 2019, Sri Mulyani: Tetap Hati-hati dan Waspada

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 02 Jan 2019 22:30 WIB
Foto: Nur Azizah/detikcom
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan berhati-hati dalam menjalankan APBN 2019 karena kondisi perekonomian tahun ini berbeda dengan 2018 dan 2017. Maksudnya di 2019 diprediksi tidak ada keuntungan tak terduga (windfall) dari kenaikan harga minyak dunia.

"Spirit kita tetap optimis. Karena bekal 2018 sudah baik tapi kita perlu tahu medannya berubah. Kita akan tetap hati-hati dan waspada," kata Sri Mulyani saat konfrensi pers realisasi APBN 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).


Pada 2019 pemerintah menargetkan penerimaan negara Rp 2.165,1 triliun dengan asumsi harga minyak (ICP) sebesar US$ 70 per barel. Menurut dia, target penerimaan negara sudah dihitung dari proyeksi windfall, sehingga butuh pertumbuhan 20% untuk mengejar target penerimaan negara di 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Strategi pemerintah mengejar penerimaan adalah tetap memungut pajak dengan tata kelola yang baik dan basis data akurat. Selain itu, pemerintah juga akan gencar menebar insentif pajak kepada dunia usaha.

"Kita sampaikan ke dunia usaha ada insentif belanja perpajakan sebesar Rp 150 triliun. Sehingga kita tetap berikan ruang kepada dunia usaha," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Penerimaan negara tahun 2018 tembus 102,5% atau setara Rp 1.942,3 triliun atau 102,5% dari target APBN yang sebesar Rp 1.894,7 triliun.


Sri Mulyani menyebut, realisasi penerimaan negara itu ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 1.928,4 triliun atau 101,8% dari target sebesar Rp 1.893,5 triliun.

Selanjutnya, ditopang juga oleh pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang realisasinya Rp 407,1 triliun atau tembus 147,8% dari target yang sebesar Rp 275,4 triliun. Sedangkan hibah realisasinya Rp 13,9 triliun atau tembus 161,4% dari target Rp 1,2 triliun. (dna/dna)

Hide Ads