Ekonom INDEF (Institute for Development of Economics & Finance) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, itu merupakan konsekuensi buat Indonesia. Pasalnya investor asing bakal menunggu kepastian regulasi berkaitan dengan siapa yang terpilih di Pilpres 2019.
"Siapa yang memang di sini? Yang menang adalah Vietnam, Thailand kemudian mungkin Filipina juga. Tekstil ada Sri Lanka dan Bangladesh. Itu konsekuensi dari adanya pemilu," katanya kepada detikFinance, Jumat (4/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China membuat banyak pabrik direlokasi dari China. Sayangnya sebagian dipindahkan ke negara-negara yang tersebut, bukan ke Indonesia.
"Sejauh ini, contohnya, dari realokasi perusahaan yang ada di China untuk hindari perang dagang justru lebih banyak perusahaan incar Vietnam dan Thailand. Harley Davidson memilih pindahnya ke Thailand," ujarnya.
Itu pun menjadi pertanyaan karena pasar produk Harley Davidson di Indonesia cukup besar. Harusnya mereka memilih memindahkan tempat produksinya di Indonesia.
"Tapi kenapa nggak pindahkan produksinya misalkan ke Indonesia? itu jadi pertanyaan, salah satunya tidak ada kepastian regulasi. Itu yang membuat (investor) nggak nyaman," paparnya.
Investasi asing yang tidak jadi masuk ke Indonesia pun diperkirakan bakal membuat pertumbuhan investasi di 2019 melambat.
"Prediksinya memang 2019 untuk FDI (foreign direct investment) masih lambat. Itu mempengaruhi total realisasi investasi cenderung sedikit lebih lambat dibandingkan 2018. Tantangannya selain politik, tantangan global makin kompleks," tambahnya. (zlf/zlf)