Tol Laut Sudah Angkut 2.000 Sapi Tiap Bulan ke Jakarta

Tol Laut Sudah Angkut 2.000 Sapi Tiap Bulan ke Jakarta

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Sabtu, 05 Jan 2019 11:30 WIB
1.

Tol Laut Sudah Angkut 2.000 Sapi Tiap Bulan ke Jakarta

Tol Laut Sudah Angkut 2.000 Sapi Tiap Bulan ke Jakarta
Foto: Dok PT Pelni-Hasan Alhabshy
Jakarta - Pemerintah terus berupaya untuk mendorong pemerataan harga di pelosok Indonesia. Salah satu caranya dengan program tol laut.

Salah satu komoditas yang dikirim menggunakan tol laut adalah sapi. Hewan tersebut dikirim dari daerah menuju beberapa daerah, termasuk Jakarta. Hal itu dilakukan agar harga daging sapi tidak melonjak tinggi.

Bahkan, saat ini PT Pelni (persero) sebagai salah satu operator kapal angkut sapi mampu membawa hingga 2.000 ekor sapi ke Jakarta setiap bulannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikFinance, Sabtu (5/1/2019) begini ulasan selengkapnya:
Sebanyak 2.000 sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) diangkut setiap bulannya ke Jakarta. Pengangkutan itu melalui program tol laut milik pemerintah.

PT Pelni (Persero) sendiri menjadi salah satu yang ditugaskan oleh pemerintah menjalankan tol laut khususnya untuk untuk ternak. Sebelumnya, Pelni hanya diberikan satu kapal untuk mengangkut hewan.

Kemudian, kapal tersebut ditambah satu lagi. Sehingga total kapal ternak ada dua, yakni Camara Nusantara (Canus) 1 dan Canus 3, dengan rute Kupang-Waingapu-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang dan Bengkulu.

Adapun, Kepala Kesekretariatan PT Pelni, Ridwan Mandaliko mengatakan dengan adanya penambahan kapal ternak tersebut jumlah ternak yang ikut dibawa ikut meningkat. Dari sebelumnya 1.000 ekor per bulan menjadi 2.000 per bulan.

"Dari dua rute kapal ternak, volume sapi yang diangkut semula 1.000 ekor per bulan menjadi 2.000 ekor sapi NTT atau NTB ke DKI Jakarta," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jumat (4/1/2019).

Sementara itu, saat ini Pelni sendiri mengoperasikan enam rute dari 15 rute yang tersedia. Dengan modal 3 kapal milik perseroan, PELNI merintis Tol Laut hingga pada 2016 hingga saat ini mendapat penugasan melayani 6 rute.

"Dari 15 rute, Pelni dapat penugasan 6 rute. Itu trayek T-2, Trayek T-4, Trayek T-6, Trayek T-13, Trayek T-14 dan Trayek T-15," tutup dia.

Menurut Kepala Kesekretariatan PT Pelni (Persero) Ridwan Mandaliko pada awalnya Kementerian Perhubungan menugaskan untuk mengoperasikan satu kapal ternak. Pengoperasian tersebut dilakukan sejak 10 November 2015.

Dengan satu kapal tersebut, muatan sapi yang bisa dibawa sebanyak 1.000 ekor.

"Pertama kali itu 10 November 2015. Kapasitas kapal dalam satu bulan dua voyage dengan kapasitas per voyage 500 ekor, sehingga 1.000," kata dia saat berbincang dengan detikFinance, Jumat (4/1/2019).

Kemudian, kata Ridwan, di Juni 2018 Kemenhub menugaskan pengoperasian satu kapal lagi dengan muatan yang sama. Sehingga, sapi yang dikirim ke Jakarta totalnya 2.000 ekor per bulan.

"Kapal kedua itu Juni 2018. Nah kapasitasnya juga sama, 1.000 ekor. Jadi ini meningkat dari 1.000 menjadi 2.000 ekor sapi per bulan," ungkap dia.

Adapun, kapal yang dioperasikan oleh Kemenhub adalah Cemara Nusantara (Cansus) 1 dan 3 dengan rute Kupang-Waingapu-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang dan Bengkulu.

Program tol laut baru digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tahun 2015 untuk mempermudah pengiriman komoditas termasuk ternak. Sebelum ada program ini bagaimana caranya mengangkut sapi ke Jakarta?

Menurut Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Ridwan Mandaliko dahulu pengiriman sapi dilakukan dengan menggunakna kapal kargo. Sehingga tidak ada fasilitas khusus untuk mengangkut sapi ke dalam kapal.

Bahkan, kata Ridwan, pengangkutan sapi menggunakan jaring. Kemudian untuk tempatnya hanya disekat menggunakan bambu dan tali.

"Kalau dulu, muatannya pakai kargo umum. Itu disekat-sekat pakai bambu, dan tali. Untuk menaikkan (sapi ke dalam kapal) pakai jaring," jelas dia kepada detikFinance, Jumat (4/1/2019).


Lebih lanjut, akibat fasilitas yang kurang akhirnya banyak ternak sapi yang stres. Alhasil, berat sapi ikut berkurang dan merugikan peternak.

"Sehingga sapi jadi stres dan bobotnya susut 22%. Itu kan merugikan peternak karena nanti hitungan jual berdasarkan berat," sambung dia.

Saat ini, kata Ridwan, pengiriman sapi menggunakan tol laut sudah lebih baik. Pasalnya, Pelni sendiri menggunakan kapal khusus ternak sehingga sapi tidak mengalami stres.


"Kalau sekarang itu kapal ada fasilitasnya. Jadi mereka parkir dekat pelabuhan dan sapi tinggal digiring masuk lewat lorong. Jadinya sapi hanya susut 5%, peternak dan petani pun tidak rugi," tutup dia.


Hide Ads