Pilihan tunggangan baru menuju Bandara Soetta ini digadang-gadang menjadi 'pahlawan' baru pengurai kepadatan lalu-lintas menuju Bandara Soetta yang selama ini hanya mengandalkan moda transportasi berbasis jalan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung hadir meresmikan pengoperasian kereta yang memakan biaya investasi Rp 5 triliun tersebut. Perjalanan panjang pembangunan kereta Bandara Soetta pun akhirnya usai meski belum semua stasiun kereta yang direncanakan masuk dalam trayek sudah beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data jumlah penumpang yang dicatat PT Railink, hingga November 2018 diketahui okupansi atau tingkat keterisian kereta Bandara Soetta hanya sebesar 26%. Okupansi itu masih jauh dari keterisian ideal yang sebesar 60%.
Padahal setiap hari pergerakan penumpang di Bandara Soetta mencapai 150.000 orang di hari kerja. Sementara di akhir pekan dan hari libur bisa mencapai 200.000 orang.
Membuktikan hal tersebut, detikFinance meninjau langsung kondisi terkini kereta Bandara Soetta. Dimulai dari stasiun BNI City di Sudirman, detikFinance menjajal kereta yang dioperasikan PT Railink ini menuju stasiun Bandara Soetta di Cengkareng, Tangerang.
![]() |
Pantauan di lokasi, Kamis (10/1/2019) sejak pagi pukul 09.30 WIB, kondisi stasiun BNI City dari depan pintu masuk tampak sepi dari hilir mudik manusia seperti yang biasa didapati pada stasiun-stasiun kereta pada umumnya. Jumlah mobil maupun sepeda motor yang terparkir juga bisa dihitung dengan jari.
Tiba di area dalam stasiun, kondisi serupa juga masih didapati. Mulai dari area concourse atau komersil yang berada di depan, hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu.
![]() |
Sampai jadwal keberangkatan kereta selanjutnya, tetap saja kondisi yang mirip masih terasa. Pada keberangkatan kereta pukul 11.20 WIB, juga tak banyak penumpang yang tengah mengantre di area peron. Pantauan detikFinance, jumlah penumpang yang menunggu tak sampai 50 orang sementara kapasitas kereta per keberangkatan bisa menampung hingga 272 orang.
![]() |
Hingga tiba di stasiun Bandara Soetta, kondisi sepi masih tetap terlihat. Keterisian penumpang per keberangkatan tak lebih dari 100 orang.
Kondisi stasiun dan kereta yang begitu nyaman dan serba baru justru tampak seperti rumah mewah yang tak ditempati penghuninya. Padahal ada banyak sekali fasilitas yang ditawarkan di stasiun ini mulai dari area komersil seperti coffe shop, WiFi yang gratis hingga toilet bersih dan ruang tunggu yang nyaman.
PT Railink sendiri mencatat okupansinya pada hari biasa sekitar 2.700-3.000 penumpang, hari Jumat 4.700-5.000 penumpang dan akhir pekan sekitar 2.000-2.500 penumpang. Jika diambil angka terbanyak di 5.000 orang, okupansinya hanya sebesar 26% alias masih jauh dari harapan.