"Yang pasti tahun baru, Natal, Lebaran (Idul Fitri), tahun ajaran baru," kata PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto kepada detikFinance beberapa waktu lalu.
Aryo mengungkapkan penjualan smartphone meningkat pada momen tersebut karena adanya pergeseran kebiasaan, yang membuat smartphone menjadi gaya hidup sekaligus kebutuhan. Misalnya keinginan anak pada momen tahun ajaran baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau zaman kita tahun ajaran baru beli tas, anak sekarang beli gadget," katanya.
Bukan hanya pada tahun ajaran baru, Aryo mengatakan peningkatan penjualan smartphone juga biasanya cukup signifikan terjadi pada masa masuk kuliah atau pendaftaran mahasiswa baru.
Sementara di momen pemilihan presiden (pilpres) seperti saat ini secara garis besar tidak banyak berdampak pada penjualan. Aryo tak memungkiri adanya sedikit penurunan penjualan akibat kebiasaan masyarakat yang lebih mengirit pengeluaran.
"Pilpres sebenarnya enggak ngaruh sih, hanya orang-orangnya lebih menahan diri untuk tidak keluar, untuk saving (menabung)," ungkapnya.
Penurunan penjualan di momen pilpres terjadi sekitar 10% dibanding hari biasa. Dengan kebiasaan masyarakat yang cenderung menahan diri ini, Aryo menyebut perusahaan tetap menjalankan bisnisnya seperti biasa.
"Kalau pilpres gimana jualan, ya jualan saja, hanya memang karakteristik konsumennya jadi gak banyak yang mau beli handphone, enggak banyak yang mau keluar, di mall jadi sepi. Itu sih sebenarnya," jelasnya. (prf/hns)