Menurut data Ditjen Migas Kementerian ESDM, CPI pada 2018 menyisakan limbah sebanyak 27.275,6 ton minyak yang tercecer dan mengkontaminasi tanah. Ada juga sebanyak 3.515 ton limbah sisa operasi.
Menanggapi hal itu, Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Wahyu Budianto mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pengelolaan limbah. Dia juga meyakini bahwa limbah yang dikelola cukup baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menjelaskan selama ini limbah yang dikelola perusahaan terbagi dalam beberapa jenis yakni limbah organik dan limbah hasil operasi. Perusahaan mengaku sudah mengelola limbah-limbah itu dengan baik.
"Limbah operasi itu bekas bekas oli semua kita proses," tambahnya.
Berdasarkan data Ditjen Migas Kementerian ESDM juga menyebutkan biaya untuk mengelola puluhan ribu ton limbah CPI itu tahun lalu mencapai sekitar US$ 4,6 juta. (das/ara)