Ia pun menyatakan bahwa kondisi Jiwasraya masih terbilang aman, meski tengah menyelesaikan masalah tekanan likuiditas.
"Jiwasraya oke, yang penting direstrukturisasi dengan baik, sehingga investasinya bagus semuanya," kata Rini kepada wartawan di Komplek Istana, Jakarta, Senin (28/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bakal mengelola dana pensiun, upaya sinergi BUMN ini juga akan menyasar pengembangan produk-produk asuransi tradisional Jiwasraya mulai dari asuransi kesehatan, asuransi perjalanan (travel assurance) dan asuransi jiwa, hingga unit link.
Manajemen Jiwasraya juga tengah melakukan sejumlah langkah strategis dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memenuhi kewajiban pemegang polis Jiwasraya.
Diantaranya dengan menerbitkan produk-produk asuransi yang bersifat mikro dan kekinian dengan memanfaatkan digital platform, efisiensi beban operasional, meningkatkan pemanfaatan aset tidak produktif, hingga pada membenahi portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan yang mengakibatkan penundaan pembayaran polis.
Adapun, Jiwasraya saat ini masih dalam kondisi tertekan karena manajemen kurang berhati-hati. Perseroan pun menunggak pembayaran polis senilai Rp 802 miliar.
Jiwasraya kini harus menunggak pembayaran polis terhadap 17.000 peserta produk JS Saving Plan. Perseroan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga bagi para peserta yang mendapatkan bunga 7% dalam setahun.