Mekeng pun mengkritik kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menjaring investasi.
"Investment portofolio dana-dana luar negeri yang memasukkan dalam negeri drop sekali, yang tadinya US$ 20 miliar tinggal US$ 1 miliar, sisanya lari keluar. Itu membuat dolar kita agak naik, yang lebih ini juga, BKPM-nya tidak membawa investasi masuk ke sini," katanya dalam Dialog Ekonomi Perbankan Bersama Gubernur BI di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, selama ini rupiah akhirnya bisa menguat karena campur tangan Bank Indonesia (BI).
"Dari sisi kurs, kurs kita memang beberapa waktu terakhir ada gejolak, memang dari beberapa presentasi BI di Komisi XI kurs di kita masalah paling mendasar supply dan demand. Suplai kurs base-nya hanya BI melakukan intervensi, kalau misalnya naik Rp 15.000 BI intervensi," ujarnya.
Menurut Mekeng harus ada upaya menggenjot investasi dan ekspor sehingga arus devisa masuk.
"Yang harus diperbaiki adalah reformasi struktural dengan membangun kembali industri yang menciptakan lapangan kerja, di ekspor," sambungnya.
Dia menambahkan rupiah yang kembali menguat saat ini dipengaruhi kebijakan BI dengan menaikkan bunga acuan.
"Belakangan setelah BI melakukan beberapa kebijakan menaikkan suku bunga, dolar pelan-pelan mulai masuk, portofolio investasi pelan-pelan sudah mulai masuk, ini memperkuat suplai dolar kita," tuturnya. (hns/hns)