Menurut Thomas realisasi investasi di 2018 hanya tumbuh sebesar 4%. Angka ini melambat dibandingkan 2017 yang berada di atas 10%.
"Jadi memang realisasi investasi di 2018 cukup mengecewakan. Jadi pertumbuhan investasi melambat dari di atas 10% di 2017 menjadi hanya sedikit di atas 4% di 2018," kata dia di BKPM, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tentunya juga jadi satu faktor yang menyebabkan ekonomi secara total di bawah keinginan kita," sambung dia.
Lebih lanjut, Thomas mengungkapkan kondisi ekonomi di tahun ini akan jauh lebih baik. Hal ini terlihat dari pernyataan investor yang semakin nyaman serta optimis terhadap kondisi politik Indonesia.
"Kita optimis mengnai 2019 karena kita sudah bisa lihat tanda-tanda rebound. audah mulai keliatan dari dialog kami dengan investor-investor besar. Ya, investor besar semakin nyaman bahwa badai sudah lewat, ada optimisme yang semakin kuat mengenai pemilu yang aman dan tertib," paparnya.
Selain itu, ia juga menyoroti kegiatan ground breaking investasi pabrik baru di Indonesia. Harapannya, mampu mendorong angka realisasi investasi yang membaik tahun ini.
"Dalam beberapa bulan ini juga akan ada beberapa ground breaking pabrik-pabrik baru yang triliunan rupiah, di Banten, Jabodetabek dan Jawa Barat, sektor industri yang gede-gede. Arus modal ekonomi digital juga jalan terus, Tokopedia, Go-jek, Grab terima inevstasi dlm jumlah besar. Itu juga membantu angka realisasi secara total," tutup dia.