Menaggapi hal itu Ketua Dewan Pengawas Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Hendrik Tio angkat bicara. Dia tidak percaya bahwa e-commerce disebut hanya mempermudah masuknya barang impor.
"Memang ada topik bahwa toko online mempermudah masuknya barang impor. Seolah-olah di e-commerce semua barang impor, padahal kenyataannya tidak demikian," ujarnya di Roemah Kuliner, Jakarta, Selasa (26/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendrik menjelaskan, barang-barang yang dijual secara online sebenarnya merupakan barang yang sudah ada dan dijajakan di toko-toko offline. E-Commerce menurutnya hanya sebagai sarana transaksi saja.
"Kedua, ada kok marketplace yang produk lokalnya lebih banyak dari impor. Tapi karena sudah kadung pandangannya seperti itu bahwa impor lebih banyak," tambahnya.
Lagi pula, kata Hendrik, saat ini juga banyak marketplace yang bekerjasama dengan UKM yang menjual produk lokal. Oleh karena itu dia tidak terima jika e-commerce disebut hanya sebagai gerbang masuk produk impor.
"Marketplace ini mendorong produk UKM bisa dijual secara luas. Itu luar biasa. Daerah yang tidak punya akses sekarang bisa berjualan," terangnya.
"Saya kita e-commerce ini cukup baik dan tidak melulu barang impor kok. Pengusaha kecil juga terbantu," tambah Hendrik. (dna/dna)