Dalam perjalanannya, salah satu aksi bisnis yang cukup menonjol dari Grab adalah ketika berhasil mengakuisisi operasional Uber di Asia Tenggara.
Seperti dikutip detikFinance dari laman resmi Grab, Kamis (28/2/2019), Grab secara resmi mengakusisi Uber pada 26 Maret 2018. Akuisisi Grab terhadap Uber disebut-sebut menjadi kesepakatan terbesar di Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca akuisisi Uber, Grab otomatis memperluas kepemimpinannya di Asia Tenggara yang paling hemat biaya, karena mengambil alih operasi dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sebagai bagian dari akuisisi, Uber mengantongi 27,5% saham di Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan petinggi Grab.
"Bersama dengan Uber, kami sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenuhi janji kami untuk melayani pelanggan kami," kata Anthony Tan, CEO dan Co-founder Grab.
Untuk meminimalkan gangguan pasca akuisisi, Grab dan Uber bekerja sama melakukan migrasi pengemudi dan pengendara Uber, pelanggan Uber Eats, mitra pedagang, dan mitra pengiriman ke platform Grab.
Namun dalam perjalanannya, pasca akuisisi ini tidak berjalan mulus terkait regulasi di masing-masing negara tempat Grab beroperasi. Namun Grab menyatakan berkomitmen bekerja sama dengan regulator lokal sehubungan dengan akuisisi tersebut hingga akhirnya tidak ada permasalahan lagi. (ara/ara)