Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengatakan keputusan untuk memanfaatkan penggunaan karet pada ban didasari penilaian bahwa industri ban lebih mudah menyerap. Sebab, kebutuhan karet untuk ban dalam negeri sangat tinggi.
"Memang satu-satu jalan memperbaiki industri dalam negeri, sesudah kita bicarakan ternyata yang cepat pakai karet itu ya ban. Kalau sandal berapa itu sepatu tapi ban terus-terusan ganti kan kalau nggak ganti abis itu mobil," jelas dia di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Aziz mengungkapkan rata-rata kebutuhan karet untuk industri ban vulkanisir saat ini masih mencapai 100 ribu ton per tahun. Ia pun memperkirakan jumlahnya akan terus meningkat lebih besar lagi di tahun depan.
"Sekarang ini kurang lebih 96 ribu sampai 100 ribu ton per tahun. Untuk vulkanisir ban kalau dinaikkan bisa 120 ribu ton sampai 150 ribu ton tahun depan," ungkap dia.
Pemerintah juga memberikan pelatihan bagi industri guna mendorong penyerapan tersebut. Saat ini sistem ini mulai berjalan, salah satunya di Kota Sukabumi.
"Ya ada diperbaiki dulu, industri vulkanisir dibina, di-training dulu orang-orangnya sudah dibikin kan ini, industri di Sukabumi ini. Sudah jalan mereka. Nah mereka diberi penyuluhan maka naik," tutup dia.