Ekonomi Dunia Melambat di 2019, Bagaimana dengan RI Bu Sri Mulyani?

Ekonomi Dunia Melambat di 2019, Bagaimana dengan RI Bu Sri Mulyani?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 12 Mar 2019 14:09 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Istimewa/Kementerian Keuangan
Tangerang - Ekonomi global tahun ini diprediksi mengalami perlambatan. Hal ini terjadi akibat sejumlah negara besar menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pelemahan ekonomi dunia memang akan terjadi. Menurut dia hal tersebut sudah diproyeksi sejak beberapa waktu lalu.

"Sebetulnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang mengalami pelemahan itu sudah di-warning sejak tahun lalu. Terutama pada kuartal terakhir," kata Sri Mulyani di kawasan BSD, Selasa (12/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menjelaskan hal tersebut akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan yang tetap tinggi dan di atas 5% harus mampu meyakinkan bahwa pusat-pusat atau sumber pertumbuhan di dalam negeri tetap bisa menjadi mesin yang mendorong.

"Itu adalah investasi, konsumsi, government spending dan semuanya harus mampu menjalankan fungsinya," ujar Sri Mulyani.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan yang harus diperhatikan adalah ekspor Indonesia ke negara mitra dagang. Memang, saat ini Indonesia juga akan terdampak pelemahan ekonomi China dan India.

Namun negara lain seperti Filipina, Bangladesh hingga Pakistan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Sehingga ada populasi dan pasar yang cukup besar.

"Jadi Indonesia harus tetap mampu untuk menjaga momentum untuk pendorong ekonomi, kita juga akan tetap menjaga agar ekspor meningkat. Kalau untuk impor kita bisa menahan dengan kebijakan B20, maka dari sisi eksternal balance negatifnya jadi lebih kecil," jelas dia.


Sri Mulyani menambahkan, dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap ditingkatkan. Namun kondisi ekonomi Indonesia kuartal I tahun ini cukup baik jika dilihat dari indikator indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi yang rendah, ini mencerminkan harga cukup stabil, konsumsi tetap terjaga di kisaran 5%. Hal ini membuat momentum pertumbuhan diprediksi bisa di atas 5%.

Sementara itu untuk investasi pada 2018 memang masih di bawah 7%. Dia optimis pertumbuhan tahun ini bisa lebih baik, karena perbankan nasional sudah memiliki keuntungan yang baik, pertumbuhan kredit yang positif dan di atas double digit.

Selanjutnya kapitalisasi di pasar saham juga sudah cukup besar. Dia mengharapkan initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan tetap terjadi.

"Selain itu pemerintah juga akan tetap berbagi upaya investasi dan melibatkan swasta. Sehingga private investment tetap terjaga, selain pemerintah akan menjaga capital spending maupun belanja barang hingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia," jelas dia.


Simak Juga 'Capaian Pertumbuhan Ekonomi 2018 Meleset, Tetap Optimis di 2019':

[Gambas:Video 20detik]

Ekonomi Dunia Melambat di 2019, Bagaimana dengan RI Bu Sri Mulyani?
(kil/ara)

Hide Ads