Menurut Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Singgih Januratmoko penurunan harga daging ayam dikarenakan permintaan yang berkurang. Serta dipengaruhi biaya pakan yang meningkat.
"Nomor satu karena musim, jadi daya turun nggak tahu kenapa. Terus harga pakan juga naik kan karena jagung mahal," terang dia kepada detikFinance, Rabu (13/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Peternak Sebut Pasokan Jagung Mendadak Raib |
Lebih lanjut, ia mengungkapkan permintaan yang menurun memang terjadi di beberapa waktu. Sedangkan harga pakan dikarenakan jagung yang mahal.
"Kalau permintaan itu biasa musimnya. Kalau pakan karena jagung mahal ya, sekarang kan naik lagi Rp 4.500 per kg," papar dia.
Sementara itu, harga daging ayam mengalami penurunan sejak September 2018. Penurunan tersebut di bawah harga pembelian pokok (HPP) Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kg.
Alhasil, hal itu menyebabkan kerugian bagi peternak mencapai Rp 2 triliun.
"Dari September itu harga ayam Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg. Terus minggu lalu Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kg. Tapi kan pemerintah harganya Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kg. Jadi September-Maret peternak mandiri rugi Rp 2 triliun," tutup dia. (dna/dna)