Jual Keripik Sukun di Pulau Seribu Untung Rp 500 Ribu/Hari

Jual Keripik Sukun di Pulau Seribu Untung Rp 500 Ribu/Hari

Raras Prawitaningrum - detikFinance
Rabu, 13 Mar 2019 12:55 WIB
Foto: Pradita Utama/detikcom
Jakarta - Demi menggerakkan perekonomian rakyat, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu mendukung produksi UMKM keripik sukun. Hal ini dibuktikan dengan langkah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu yang menanam 1.000 pohon sukun di 10 pulau pada Desember 2018 lalu.

Bupati Kepulauan Seribu, Husen Murad, mengatakan penanaman 1.000 pohon sukun bertujuan untuk meningkatkan sumber ekonomi warga. Buah sukun tersebut dapat diolah menjadi keripik sukun untuk oleh-oleh khas Kepulauan Seribu.

"Kami punya gerakan 1.000 sukun, ditanam sebanyak-banyaknya untuk dijadikan olahan buah sukun. Gerakan menanam 1.000 sukun terlampaui menjadi 1.370 sukun, tercatat di rekor MURI," kata Husen saat ditemui detikFinance di Pulau Panggang, Selasa (19/2/2019) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Husen mengungkapkan sukun dipilih karena buah ini merupakan buah asli Kepulauan Seribu dan pohonnya makin langka, sehingga dibutuhkan upaya pelestarian. Ia pun menegaskan keripik sukun tengah digenjot sebagai ikon oleh-oleh khas Kepulauan Seribu.

"Kalau kita ke Yogya ingat gudeg, ke Palembang ingat pempek, ke Medan ingat duren. Semua daerah ada khasnya. Kami cari apa yang khas di Pulau Seribu, ya sukun. Kami sedang viralkan sukun di sini," katanya.

Salah satu pembuat keripik sukun di Pulau Tidung, Sopiah, mengungkapkan keripik sukun memang dikenal sebagai buah tangan khas Kepulauan Seribu.

"Asal-usulnya ramai keripik sukun sudah lama. Di sini kan memang banyak pohonnya, dulu orang jualan buahnya aja dibawa keliling, tapi suka nggak laku. Akhirnya dicoba dijadikan keripik, lebih banyak yang minat dan laku," ujar Sopiah yang telah mendirikan usaha keripik sukun sejak 15 tahun lalu.

Jual Keripik Sukun di Pulau Seribu Untung Rp 500 Ribu/HariFoto: Raras Prawitaningrum/detikcom

Sopiah mengaku ia bisa mendapatkan keuntungan dari usaha keripik sukun. Jika sedang ramai wisatawan, ia bisa mengantongi untung hingga Rp 500 ribu per hari.

"Keripik sukun lokal dijual Rp 10 ribu, keripik sukun Cilacap Rp 8 ribu. Kalau yang lokal lebih enak dan renyah. Di sini saya jual rasa original dan balado, jualnya di warung sendiri saja," jelas wanita asli Cirebon ini.

Untuk proses pembuatannya, sukun dikupas dan dipotong tipis lalu digoreng. Jika sudah setengah matang, sukun diguyur dengan air bumbu dari bawang putih, kemiri, kunyit, dan garam sehingga rasanya gurih.


Suksesnya usaha keripik sukun milik Sopiah tak luput dari kehadiran Teras BRI Kapal Bahtera Seva I. Dengan layanan perbankan yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, ia bisa mendapatkan pinjaman untuk modal usahanya membangun toko di dekat dermaga utama.

"Saya awal pinjam ambil kredit di Bank BRI Rp 50 juta tahun 2016. Itu buat bikin toko dan bahan-bahan bikin keripik sukun. Adanya BRI di sini membantu sekali karena jadi bisa pinjam buat dagang dan usaha. Kebutuhan bisa terpenuhi," pungkasnya.

Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (ega/hns)

Hide Ads