Berkunjung ke Kampung Pojok, Desa Sindangsari, Kabupaten Serang bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sri Mulyani mengatakan masyarakat perlu punya pengelolaan air bersih, termasuk pola sanitasi dan penyediaan air minum.
Makanya, dibuatlah program desa sinergi yang isinya keroyokan program dari lintas kementerian sampai BUMN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Desa tidak sejahtera kalau buang kotoran di mana-mana, itu betul. Kalau dibuang di halaman rembes ke tanah, masuk ke tanah terus nyedot air tanahnya minum. Jadi kita minum kotoran kita sendiri, terus jadi diare. Kalau sering diare dan sakit berat badannya kecil otaknya tidak berkembang badan kecil," kata Sri Mulyani di Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).
Jika sejak kecil sering sakit dan tidak berkembang atau stunting, si anak katanya tidak bisa sekolah. Makanya, ada Kementerian PUPR melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dan sanitasi berbasis masyarakat atau Sanimas.
Di tempat yang sama, Basuki Hadimuljono mengatakan ada 83 desa yang mendapatkan program Pamsimas dengan anggaran Rp 20,3 miliar. Untuk program Sanimas ada di 47 lokasi dengan anggaran Rp 19,2 miliar. Ini dilakukan di Banten sebagai program infrastruktur kerakyatan.
"Kalau anak-anak tidak disediakan sanitasi dengan baik bisa jadi kuntet, stunting. Kalau tidak ada air bersih jadi stunting," katanya. (bri/hns)