Tim studi menyebut mereka telah melakukan analisa jangka pendek dari tindakan Presiden AS Donald Trump. Hasilnya impor dari sejumlah negara mitra dagang dan ekspor AS sama-sama mengalami penurunan.
Selain itu, kerugian biaya impor untuk konsumen dan produsen juga sangat tinggi yakni mencapai US$ 68,8 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan ini disusun oleh pusat studi ekonomi dari Universitas California Berkeley, Universitas Columbia, Universitas Yale dan Universitas California di Los Angeles. Laporan ini juga diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional di AS.
Tim penulis juga menyebut jika perang dagang ini sangat berdampak buruk untuk negara bagian AS. "Kami menemukan jika sektor perdagangan di negara Republik adalah yang paling parah terdampak perang dagang," ujarnya.
Sejak dilantik, Trump berjanji mengurangi defisit perdagangan dengan menutup keran impor dan bernegosiasi terkait perdagangan bebas. Trump memiliki agenda terkait perdagangan AS dan berupaya melindungi manufaktur AS.
Namun AS dan China terlanjut terjebak dengan agenda perang dagang dan akhirnya mengguncang negara mitra dagang kedua negara. (kil/ara)