Meski begitu, Kepala Cabang Ruas Bakaheuni-Terbanggi Besar, Hanung Hanindito mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan rest area temporer di 3 titik sepanjang 140 km.
"Yang sudah kita siapkan sementara ini sudah ada 3 pasang, di KM33, KM87, dan KM116. Untuk sementara tetap ya kamar mandi, tempat ibadah, SPBU," ungkap Hanung saat ditemui di Pintu tol Bakauheni Selatan, Kamis (14/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pantauan detikFinance langsung di lokasi, memang benar rest area yang tersedia bentuknya sangat sederhana. Setidaknya dapat ditemui tiga rest area sepanjang 140 km tol Bakter ini, bentuknya hanya berupa jejeran kontainer yang diisi dengan beberapa pedagang yang menjajakan makanan kecil maupun minuman, lalu ada toilet portable, dan kontainer yang diperuntukkan untuk tempat ibadah.
Untuk sarana SPBU sendiri baru bisa ditemui di rest area KM87 dan KM116, di rest area KM33 belum dilengkapi dengan SPBU. SPBU disana berupa pompa modular yang menyediakan BBM jenis pertamax, pertamina dex, dan solar.
Karena belum adanya rest area, para pengguna jalan tol hanya bisa beristirahat di dalam mobil saja, setidaknya bisa berhenti sejenak untuk meregangkan badan ataupun mengambil waktu tidur yang kilat. Sambil beristirahat pengguna pun bisa membeli makanan ringan ataupun minuman dingin dari pada pedagang yang di rest area.
"Sementara ini yg disiapkan. Mudah-mudahan nanti bisa bertambah lagi," kata Hanung.
Kalau menurut penuturan Hanung, pihaknya berencana menyiapkan 6 pasang rest area sepanjang tol tersebut. Namun memang, pihaknya baru mendapatkan lokasi di 3 rest area yang sudah difungsionalkan secara temporer, sisanya ada yang masih menunggu pembebasan lahan.
"Total ada 6 pasang, kita menyebutnya jalur Ambon-Bandung yaitu ke KM besar dan KM kecil. Kita baru sediakan 3 yang temporer, selebihnya masih dalam tahap pembangunan, ada yang masih dalam tahapan pembebasan tanah," ungkap Hanung.
Secara keseluruhan tol ini memang sudah siap menampung arus kendaraan dari dan menuju Sumatera, apalagi tol ini didapuk sebagai pintu masuk rencana besar tol Trans Sumatera. (dna/dna)