Hal ini diceritakan oleh Mantri BRI bernama Hendrial (30). Pada awal kehadirannya, ada turis asing (bule) yang melihat Bahtera Seva II. Ini adalah kapal Bank BRI yang jadikan bank terapung di Labuan Bajo.
Kala itu bule tersebut kaget dengan adanya mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di kapal tersebut. Dikiranya ATM itu hanya aksesori atau mainan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah dijelaskan bahwa ATM tersebut benar-benar berfungsi, si bule masih belum percaya kalau transaksinya menggunakan sistem online.
"Namanya memberitahu bule kan butuh waktu karena mungkin di tempat mereka asing ada bank terapung ini dan disangka itu nggak online awalnya," imbuh dia.
Hendrial bisa memaklumi ketidakpercayaan sang bule. Menurutnya berada di tengah laut penerimaan sinyal elektronik memang terkadang sulit. Untuk menonton TV saja harus bersandar di pulau.
Namun ia menjelaskan dengan teknologi jaringan yang dimilik Bank BRI, ATM itu bisa digunakan untuk bertransaksi seperti transfer dan tarik tunai. Untuk diketahui Bank BRI menggunakan jaringan komunikasi VSAT Gyro untuk operasional di kapal Bahtera Seva II.
"Dengan teknologi yang Bank BRI punya seperti BRIsat itu efeknya besar sekali. Kita berani buka EDC (electronic data capture) yang di daerah belum ada sinyal. Kita berani buat kapal yang maksudnya otomatis untuk layanan perbankan yang online real time itu bisa," paparnya.
Dengan ketersediaan jaringan tersebut, setiap minggunya Bahtera Seva II bisa melayani masyarakat di kepulauan NTT seperti Pulau Rinca, Pulau Messah, Pulau Papagarang, hingga Pulau Komodo.
"Kalau menurut saya itu namanya pemerataan ekonomi. Masyarakat pulau kan berhak juga mendapatkan pelayanan keuangan yang mumpuni," pungkasnya.
Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva.