Dia menilai, ukuran ekonomi Indonesia saat ini masuk sebagai negara berkembang atau emerging market. Sama seperti India, Brasil, Rusia, dan Turki.
"Itu (5%) sebuah pencapaian luar biasa, karena luar biasa bila diperbandingkan dengan negara yang ukurannya mirip Indonesia, emerging market itu Indonesia dibandingkan dengan negara Brasil, Rusia, China, Afrika Selatan, Turki, kemudian ada India," kata Misbakhun di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (8/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia kalah dengan India dan China. Rusia jauh di bawah kita, Turki, dan Brasil jauh di bawah kita," tambah dia.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tercatat terbaik nomor tiga di G20, setelah India dan China yang masing-masing tumbuh 7,3% dan 6,6% di tahun 2018.
Influencer TKN ini juga menjelaskan bahwa capaian ekonomi Indonesia pada tahun 2018 yang sebesar 5,17% cukup baik di tengah ketidakpastian global.
Ketidakpastian global yang dimaksud adalah normalisasi moneter di Amerika Serikat (AS) dengan menaikkan suku bunga. Kebijakan ini mampu membuat dolar yang masuk di negara berkembang seperti Indonesia pulang ke kampung ke negeri paman sam.
"Lalu ada juga trade war, kondisi ini pemerintah melakukan antisipasi, melakukan sungguh dan serius membangun ekonomi domestik yang memperkuat pondasi dasar nasional kita dengan jumlah 263 juta itu potensi kekuatan ekonomi," ungkap dia.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, kemarin (7/4/2019). Dalam pidatonya, Prabowo melontarkan sejumlah kritik.
Salah satu kritik yang dilontarkan Prabowo ialah mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam kritiknya, Prabowo mengeluarkan umpatan 'ndasmu' atau yang dalam bahasa Indonesia berarti 'kepalamu' untuk pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5%.
Simak Juga 'Pemerintah Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5%, Prabowo: Ndasmu!':