Pembangunan itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk ruas jalan Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan ruas Tol Muara Enim-Lubuk Linggau. Penandatangan dilakukan oleh Kepala BPJT Danang Parikesit dan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pun menyambut baik adanya proyek pembangunan tol tersebut. Namun dia meminta agar tol tersebut memberikan manfaat bagi warga sekitar. Seperti ketersediaan peluang bagi masyarakat setempat untuk berjualan di rest area.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan itu langsung ditanggapi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dia menjelaskan dalam setiap pembangunan tol memang ada 2 hal yang menjadi fokus agar bermanfaat bagi perekonomian sekitar.
Pertama pemerintah daerah harusnya mulai membangun kawasan industri dan menghubungkannya dengan jalan tol.
"Untuk itu di Lubuk Lingga minta exit-nya dipindah ke kawasan industri. Jadi enggak ada gunanya kalau tol hanya lewat saja," ujarnya.
Kedua, lanjut Basuki, adalah pemanfaatan rest area untuk usaha masyarakat sekitar. Oleh karena itu dia sangat mendukung jika memang rest area di ruas tol itu diisi oleh makanan khas Sumsel.
"Jadi nanti di rest area pasti ada mi celor, tempoyak, lemang dan kopinya harus kopi semendo. Jadi itu memang diarahkan Pak Presiden untuk tingkatkan produk-produk lokal," tambahnya.
Basuki juga menegaskan, bukan berarti produk asing dilarang untuk masuk ke rest area. Namun pemerintah tengah memperbanyak porsi produk lokal di dalam rest area.
"Jadi bukan asing dilarang tapi porsinya dulu 70-30 sekarang 30-70. Jadi lebih banyak produk lokal, dengan begitu tol ini banyak manfaatnya untuk masyarakat," ujarnya.
Simak Juga 'Rest Area 'Kontainer' Berjejer di Tol Terpanjang RI':
(das/fdl)