"Seharusnya menurut KPK penerimaan kita Rp 4,000 triliun, ternyata bocor setengahnya. Yang masuk hanya Rp 2.000 triliun. Dari Rp 2.000 triliun, bocor lagi 40%. Berarti yang masuk ke rakyat hanya 1/3. Ini yang masalah. 2/3 bocor, hanya 1/3 yang bisa, ya Rp 1.000 triliun itu," katanya dalam acara Pidato Kebangsaan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Dia ingin kekayaan Indonesia yang mengalir ke luar negeri tak lagi terjadi dalam pemerintahan ke depan. Untuk itu dia mengaku menyiapkan tim yang akan mengawal ekonomi Indonesia guna menghadapi tantangan di atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Prabowo juga mengatakan hal yang serupa saat memberikan pidato pada Kampanye Akbar di GBK, Minggu (7/4) lalu.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menjelaskan maksud pernyataan koleganya, Basaria Pandjaitan, yang kemudian dikutip capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Saut menyebut pernyataan Basaria disalahpersepsikan.
"Itu kan meng-quoted dari Ibu Basaria. Sebenarnya statement itu lebih banyak datang dari saya. Saya mengatakan Indonesia ini bisa mengumpulkan sampai Rp 4.000 triliun. APBN kita sekarang kan Rp 2.400 T. Kami berdiskusi di banyak tempat, kita bisa mengejar Rp 4.000 T," kata Saut di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (8/4).
Saut menegaskan bila yang disampaikannya itu bukanlah kebocoran.
"Jadi kekurangan sekitar 2.000 triliun, jadi itu bukan kebocoran, (tapi) potensi (pendapatan untuk APBN). Itu bukan soal kebocoran yang disampaikan oleh Ibu (Basaria) itu. Kita itu sebenarnya punya potensi banyak lagi (untuk APBN)," kata Saut.