Bisnis 'Sulap' Sepatu Nggak Akan Kehabisan Pelanggan

Bisnis 'Sulap' Sepatu Nggak Akan Kehabisan Pelanggan

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 21 Apr 2019 13:10 WIB
Foto: Tim infografis Fuad Hasim
Jakarta - Dulu bisnis cuci sepatu dan modifikasi atau costum sepatu tak banyak dilirik masyarakat yang sedang mencari ide usaha. Tentu saja alasannya takut tidak laku. Tapi kini terbukti bisnis jasa tersebut laris manis diburu masyarakat.

Banyak masyarakat yang menggantungkan diri dengan jasa sulap sepatu kotor agar kelihatan baru lagi, serta sulap sepatu yang biasa-biasa saja jadi kelihatan beda dari yang lain. Tak ayal bisnis semacam itu mampu mendatangkan omzet besar.

Bisnis cuci sepatu Shoes And Care misalnya, sang pemilik Tirta Hudhi menceritakan seperti apa keuntungan dari bisnis tersebut. Dia tak mau terang-terangan menyebut nominal omzetnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia hanya memberi gambaran berapa banyak dalam sehari pelanggan yang datang untuk dicucikan sepatunya. Untuk biaya jasanya sendiri mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 120 ribu.

"Intinya sehari bisa 10 sampai 15 sepatu. Tergantung sih kalau daerah kota atau apa," katanya saat berbincang dengan detikFinance melalui sambungan telepon seperti ditulis Minggu (21/4/2019).


Dia mengatakan saat ini sudah memiliki 35 gerai yang tersebar di sejumlah kota. Bisa dibayangkan, bisnis yang dia mulai sejak 2013, saat ini sudah terdapat 35 gerai. Artinya penghasilannya dari situ tidaklah sedikit. Sebanyak 35 gerai itu masing-masing luasnya 10 hingga 15 meter persegi.

"(Jumlah gerai) 35, itu kecil-kecil semua, luasnya cuma 10 sampai 15 meter persegi, sehari 10 sepatuan (yang dilayani). Buka Senin sampai Jumat," sebutnya.

Dia mengatakan hanya butuh 6 sampai 14 bulan untuk bisa balik modal. Cepat atau lambatnya waktu balik modal juga ditentukan lokasi gerai.

"Kalau UKM kan kecil-kecil saja kita mainnya, modal dikit, pegawai dikit, yang penting cukup," tambahnya.


Bisnis modifikasi dengan menggambar sepatu juga laris manis saat ini di Indonesia. Salah satu yang berhasil meraup pundi-pundi rupiah dari bisnis ini adalah Never Too Lavish yang didirikan oleh Muhammad Haudy.

Dia juga tak mau menyebutkan nominal omzet per bulan. Dia hanya mengatakan dalam sebulan jumlah sepatu yang dilayani mencapai 50 sampai 60 item.

"Untuk sepatu mungkin 50-60 sepatu (per bulan)," katanya.

Tinggal dikalikan saja masing-masing modifikasi sepatu ditawarkan mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta. Jika dihitung rate terendah yaitu Rp 3,5 juta lalu dikalikan 50 sepatu dalam sebulan, maka total penghasilan dalam sebuah adalah Rp 175 juta.

Tentu saja itu baru penghasilan kotor, belum dikurangin biaya operasional dan lain sebagainya. Tapi setidaknya, angka tersebut tidak bisa dianggap kecil.

Kisaran harga sendiri ditentukan oleh beragam faktor, mulai dari kesulitan desain gambar, hingga material sepatu yang akan digambar.

"Kita tergantung jenis sepatu sama tergantung konsep (desainnya) gitu," tambahnya. (dna/dna)

Hide Ads